[vc_row][vc_column][vc_column_text]
WW atau Widya Wantilan yang dibentuk pada tahun 2007 atas prakarsa Y.M. Suhu Bhadra Ruci. Widya Wantilan berasal dari Bahasa Sansekerta yang dapat diartikan sebagai suatu wadah pengelolaan pengetahuan Buddha Dharma menjadi wujud aktivitas nyata, khususnya dalam bidang konservasi binatang langka dan lingkungan hidup.
“Menjaga kelestarian flora dan fauna keanekaragaman hayati Indonesia, dengan tetap berlandaskan kepada prinsip-prinsip Buddha Dharma”.
a. Meningkatkan kepedulian para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap lingkungan hidup.
b. Menerapkan nilai-nilai Buddhis dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagaisalah satu metode praktik Dharma.
Lambang burung menunjukkan kegiatan fangsheng yang menjadi rutinitas WW. Sedangkan pohon yang digambarkan di dalam hati menjadi simbol lingkungan. Sehingga kegiatan WW tidak hanya ditujukan untuk aktivitas Dharma tetapi juga aktivitas lingkungan. Tangan melambangkan bahwa kedua jenis aktivitas dilakukan oleh manusia sebagai makhluk yang berakal, berbudi serta alturistik. Dengan nilai-nilai tersebut, manusia memanfaatkan bolsebaik-baiknya aktivitas Dharma dan lingkungan untuk melakukan hal-hal yang positif. Simbol hati melambangkan sifat alutistik dari manusia.
Widya Wantilan mempunyai program rutin yang sering dilakukan, program rutin ini biasanya diadakan setiap bulan, di hari besar agama Buddha maupun momen penting lainnya seperti ulang tahun, anggota keluarga/kerabat sakit atau meninggal. Adapun program Widya Wantilan yang telah disusun,yaitu:
Beberapa program Widya Wantilan telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulannya, program ini disusun berdasarkan visi dan misi Widya Wantilan sendiri. Kegiatan yang menjadi kegiatan rutin WW yaitu fangsheng.
Fangsheng merupakan salah satu cara untuk purifikasi karma buruk. Dalam hal ini, misalnya pada kehidupan yang sekarang ataupun pada kehidupan yang lampau, kita tidak terlepas dari karma buruk membunuh. Oleh karena itu dalam usaha untuk mempurifikasi karma buruk yang telah terhimpun sejak kehidupan-kehidupan lampau kita tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan hal yang sebaliknya yaitu fangsheng.
Mengapa bisa demikian? Dengan melakukan fangsheng kita mengumpulkan energi positif dan kebajikan dari niat menolong makhluk lain, membebaskan mereka dari penderitaan karena ketakutan, melepaskan mereka ke alam bebas dan memperpanjang hidup makhluk lain.
Kebajikan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat didedikasikan untuk umur panjang bagi guru-guru spiritual, perluasan penyebaran Dharma, kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia serta sebagai salah satu sarana untuk praktik Dharma bagi seluruh praktisi Dharma.