Singkirkan Kabut Egomu dan Biarkan Hatimu Bersinar
oleh Gandharika Jayawardhani
Pernah marahan atau musuhan sama orang atau mungkin pasangan? Biasanya karena apa ya? Namanya juga ada dua atau lebih individu unik, masing-masing pastinya memiliki cara pandang yang berbeda, karena itulah bisa jadi timbul konflik. Ketika konflik itu datang, kadang bisa diselesaikan dengan baik kadang juga tidak. Dan sebaliknya malah meninggalkan luka atau kebencian.
Sebagai contoh sepasang insan yang saling mencintai, atau sahabat karib, tapi setelah konflik malah berubah menjadi saling membenci. Kenapa? Ya umumnya karena kurangnya komunikasi, komunikasi macet dan juga ada 1 lagi yaitu gengsi. Masing-masing individu memiliki ego nya sendiri, yang pada intinya dia merasa dia yang benar dan dia yg penting dan dia lah yg harus dimengerti oleh pasangan/orang lain.
Ibarat kata, hati ini ingin memeluk tapi otak ini gengsi. Otak tidak sepakat dengan hati. Otak tidak mau, karena tidak masuk logika untuk memaafkan atau menerima penjelasan dari dia. Tapi hati sebenernya ingin sekali memeluk dan mengatakan bahwa sesungguhnya aku sangat sayang padanya. Sekarang perkaranya apakah hati atau otak yang akan menang? Kalau otak yang menang tentu ego kita dipuaskan, tetapi hati kita sakit. Nah bagaimana kalo kompromi saja, hati dan otak kompromi, negosiasi. Dipikirkan baik-baik, hati diajak kontribusi juga. Jangan mengambil keputusan ataupun mengeluarkan kata-kata kasar berdasarkan emosi sesaat. Semoga kita bisa mengeluarkan keputusan yang baik. Keputusan yang memang baik untuk kedua belah pihak. Dan keputusan yang memang dari hati. Pada dasarnya semua orang memiliki sifat alami kebaikan hati. Tapi sayangnya sering ditutupi oleh kabut ego. Singkirkan kabut itu, biarkan hati yang baik tersebut kembali bersinar.