Apa saja kriteria perempuan berkualitas? Inilah pertanyaan yang timbul dalam pertemuan Ikatan Perempuan Kadam Choeling Indonesia (IPKCI) hari Sabtu dan Minggu lalu, 31 Oktober-1 November 2015 di Istana Payung Perak Kadam Choeling Bandung. Dalam pertemuan ini, Lenny Hidayat memberikan penjelasan yang luar biasa bermanfaat mengenai praktik Yoga Chenrezig atau Awalokiteswara yang merupakan praktik utama bagi warga KCI, khususnya yang telah menerima inisiasi kriya tantra Awalokiteswara. Berikut adalah sepintas penjelasannya.
Jika dibandingkan dengan di masa lampau, kini sebagian besar kaum perempuan telah memiliki lebih banyak kebebasan. Perempuan telah memiliki akses terhadap pendidikan, kesempatan meniti karir, dan kebebasan-kebebasan lain yang belum dimiliki kaumnya beberapa dekade lalu. Kualitas seorang perempuan tak bisa lagi diukur hanya dari kemampuan memasak, bersih-bersih, atau mengurus anak. Berikut adalah kriteria perempuan berkualitas dari YM Suhu Bhadra Ruci yang harus dipenuhi perempuan-perempuan KCI:
Sesungguhnya kualitas seseorang ditentukan oleh kualitas batinnya. Lantas, bagaimana cara mencapai kualitas-kualitas tersebut? Caranya adalah dengan mempraktikkan Yoga Chenrezig. Karena pengaruh kondisi, baik secara fisiologis maupun pengaruh lingkungan, mayoritas perempuan cenderung memiliki sifat perasa. Sifat ini membuat perempuan seringkali berlarut-larut memikirkan sebuah kejadian atau fenomena sehingga menjadi penghalang dalam mengembangkan batin. Dengan melatih Yoga Chenrezig, kita melepaskan citra yang kita tempelkan pada diri kita sendiri dan berusaha bertindak seperti Awalokiteswara yang penuh dengan welas asih. Jika kita terus berlatih secara konsisten, maka lama-kelamaan batin kita pun benar-benar menjadi seperti batin Yang Maha Welas Asih dan memiliki kualitas-kualitas yang disebutkan di atas serta mencapai tujuan tertinggi, yaitu pencerahan yang lengkap dan sempurna.
Meski berisiko menyebabkan klesha berkembang bebas, sifat perasa juga membuat kaum perempuan lebih mudah berempati terhadap orang lain. Empati yang kuat memudahkan seseorang untuk mengembangkan welas asih. Dengan kata lain, sifat perasa yang dimiliki perempuan menjadi modal yang berharga dalam praktik Yoga Chenrezig yang bertujuan untuk mengembangkan welas asih kepada semua makhluk. Satu hal yang pasti, semua hasil dari praktik ini hanya bisa dicapai jika dilakukan dengan landasan rasa bakti dan bertumpu kepada guru spiritual. Guru spiritual kitalah yang telah begitu baik memberikan instruksi yang tak ternilai ini agar kita bisa mencapai berbagai kualitas hidup dan menjadi lebih bahagia. Berbagai teks Dharma juga mengatakan bahwa semua Buddha ataupun Istadewata berasal dari guru spiritual, termasuk Awalokiteswara dalam praktik Yoga Chenrezig ini. Kita harus senantiasa mengingat kebaikan guru dan memohon agar beliau selalu memberkahi dan mendampingi kita, khususnya dalam mempraktikkan Yoga Chenrezig.
Guru spiritual kita telah mempercayakan kepada kita sebuah metode yang paling tepat untuk mendapatkan kebahagiaan, baik yang sementara maupun yang tertinggi. Metode ini juga bukan metode biasa yang bisa ditemukan di mana-mana, melainkan sebuah instruksi berharga yang amatlah langka. Sudah sepantasnya kita, anggota Ikatan Perempuan KCI, dengan penuh sukacita mempersembahkan praktik Yoga Chenrezig kepada para guru dan berjuang memenuhi kriteria-kriteria perempuan KCI berkualitas.