Terkecuali kita tidak memiliki niat untuk mencapai Kebuddhaan, maka kita semua harus menjadikan batin pencerahan sebagai praktik yang paling utama. Bahkan Guru Atisa tidak merasa puas walau telah menguasai keseluruhan aspek dharma. Dengan resiko mengalami kesukaran yang hebat, Beliau mengarungi lautan selama tiga belas bulan untuk mencari Batin Pencerahan (Bodhicitta) yang sangat berharga ini. Setelah bertemu Guru Suwarnadwipa, barulah Guru Atisa menerima instruksi lengkap Batin Pencerahan. Guru Atisa kemudian menjadikan instruksi-instruksi ini sebagai praktik yang paling utama dan meletakkan posisi guru yang mengajarkannya pada tingkatan tertinggi di antara semua guru-gurunya. Oleh karena itu, kita harus memandang Batin Pencerahan sebagai satu-satunya pengetahuan utama yang harus dikembangkan dengan upaya keras di dalam diri kita.