Apa yang terbesit di pikiran sahabat SAyS ketika mendengar kata 2020?
Kekhawatiran akan COVID-19, PSBB yang membosankan karena tidak bisa ke mana-mana, protokol kesehatan yang merepotkan karena tidak biasa kita lakukan, kontroversi Omnibus Law, erupsi gunung Merapi, Semeru, dan bencana alam lain, meninggalnya beberapa artis kenamaan, atau bahkan meninggalnya orang-orang terdekat?
Atau sahabat SAyS merasa 2020 adalah tahun pembelajaran? Karena kita tidak banyak keluar, kita menjadi punya waktu lebih banyak di rumah. Kita bisa menghabiskan waktu bersama keluarga atau video call dengan keluarga, saudara atau kerabat yang jarang ditemui. Kita punya lebih banyak waktu untuk merenung dan menyelami batin kita.
Menghargai hal positif dari pandemi bukan berarti menyepelekan kematian atau bencana. Namun, kematian dan bencana adalah hal-hal yang tak dapat dihindari. Hukum ketidakkekalan berlaku untuk semua fenomena di samsara. Itulah yang diajarkan semua Buddha. Mengetahui hal ini, kita bisa mengendalikan sikap batin kita untuk merelakan perubahan dan mensyukuri kehidupan yang kita miliki sekarang: kehidupan dengan 8 kebebasan dan 10 keberuntungan, bisa mendengarkan Dharma dari Guru-Guru berkualitas melampaui batas jarak dan waktu walau masih dalam bingkai layar gadget dan koneksi internet.
SAyS mengajak sahabat untuk mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih untuk tahun 2020 yang telah memberikan kita banyak kesempatan untuk belajar dan berefleksi. Mari kita ingat-ingat hal-hal baik yang telah kita alami. Dedikasikan juga semua kebajikan yang telah kita lakukan untuk kebahagiaan semua makhluk. Lalu, mari menyambut tahun yang baru dengan hati yang lapang. Semoga 2021 dapat menjadi tahun yang semakin mendukung praktik Dharma kita.
Lokāḥ Samastāḥ Sukhino Bhavantu,
Kadam Choeling Indonesia
Didukung oleh Saṅgata Āyu Sandhi (SAyS)