Perayaan 20 tahun komunitas Kadam Choeling Indonesia sepanjang tahun 2021 akhirnya mencapai puncak dengan pengajaran Dharma online “Memasuki Jalan Bodhisatwa” yang dibimbing oleh Guru Dagpo Rinpoche. Dalam pengajaran yang berlangsung pada tanggal 18-19 Desember 2021 ini, Guru Dagpo Rinpoche memberikan transmisi dan mengulas kitab “Untaian Permata Bodhisatwa” (Bodhisattva-maṇi-āvalī) karya Guru Atisha dan dihadiri oleh 444 peserta dari seluruh Indonesia. Topik ini sama persis dengan pengajaran yang diberikan Guru Dagpo Rinpoche kepada sekumpulan pemuda di Bandung, awal dari pembentukan KCI 20 tahun silam.
Setelah pengajaran Dharma rampung, Y.M. Biksu Bhadra Ruci mewakili KCI menghaturkan terima kasih kepada Guru Dagpo Rinpoche yang telah membimbing KCI selama 20 tahun.
Memohon Rinpoche untuk Terus Mengajar
Y.M. Biksu Bhadra Ruci yang biasa disapa Y.M. Suhu mengisahkan secara singkat awal-mula KCI terbentuk. Sebanyak 8 orang pemuda nekad mengundang Guru Dagpo Rinpoche yang saat itu sedang berkunjung ke Surabaya untuk mengajar kepada sekumpulan mahasiswa di Kota Bandung. Angka “8” ini seolah merupakan pertanda baik karena jumlahnya sama persis dengan 8 orang yang mendirikan Biara Dagpo di Tibet dahulu kala.
Benar saja, berawal dari kebaikan hati Guru Dagpo Rinpoche yang mengabulkan permohonan kedelapan pemuda itu, kini telah berdiri Biara Indonesia Tusita Vivaranacarana Vijayasraya, biara Sutra dan Tantra pertama di Asia Tenggara yang mewarisi silsilah langsung dari Biara Dagpo. Tidak hanya itu, selama 20 tahun ini, KCI dalam bimbingan Guru Dagpo Rinpoche telah menghidupkan kembali banyak ajaran dan praktik Dharma Nusantara: kitab Bodhipathapradīpa karya Guru Atisha, murid dari Guru Suwarnadwipa Dharmakirti; kitab Abhisamayālaṅkāra; Vinaya tradisi Mūlasarvāstivāda: Kriya Tantra Avalokiteśvara Ekadasamukha Sahasrabhuja Sahasanetra; beberapa praktik Anuttarayoga-tantra; Pelindung Dharma Camundi; dan masih banyak lagi. Ini semua merupakan bagian dari sejarah bangsa yang jejaknya bisa kita temukan di museum-museum nasional, tapi terlupakan sampai akhirnya dikembalikan oleh Guru Dagpo Rinpoche kepada kita semua.
“Ada banyak sekali Lama Tibet yang datang ke Indonesia, tapi hanya Guru Dagpo Rinpoche yang benar-benar mengembalikan Dharma ke Nusantara,” kata Y.M. Suhu.
Beliau kemudian menyatakan bahwa meski ada berbagai pencapaian “fisik”, KCI masih belum berhasil mewujudkan tujuan yang sesungguhnya, yaitu membuat orang mampu mempraktikkan Dharma. Selain itu, 20 tahun amatlah singkat jika dibandingkan dengan 600 tahun ajaran Je Tsongkhapa bertahan sejak Beliau parinirvana hingga bisa kita pelajari hari ini. Oleh karena itu, Y.M. Suhu mewakili seluruh KCI memohon kepada Guru Dagpo Rinpoche agar berumur panjang, terus kembali ke Indonesia, dan terus menjadi nakhoda bagi KCI dan seluruh orang di Indonesia dalam mengarungi samudra samsara, melatih batin hingga mencapai Kebuddhaan dan mampu menolong semua makhluk.
Guru Dagpo Rinpoche menyambut ucapan terima kasih dan permohonan dari Y.M. Suhu dengan penuh suka cita. Beliau turut bermudita atas semua aktivitas bajik yang telah dilakukan selama 20 tahun KCI berdiri. Rinpoche juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah berjasa sehingga Beliau bisa datang ke Indonesia dan KCI bisa berdiri hingga hari ini.
Guru Dagpo Rinpoche juga berpesan kepada peserta dari Indonesia, khususnya KCI, agar melanjutkan praktik Dharma hingga meraih Kebuddhaan serta menjaga tradisi Kadam warisan Guru Atisha dengan murni. Caranya adalah belajar dengan serius, lalu mempraktikkan apa yang sudah dipelajari sehingga bisa menolong lebih banyak makhluk.
Di akhir sambutan Beliau, Guru Dagpo Rinpoche mengatakan bahwa Beliau bersedia dan amat berharap dapat kembali ke Indonesia dan bertatap muka secara langsung dengan semua yang ada di Indonesia. Sebelum meninggalkan ruangan, Guru Dagpo Rinpoche menyempatkan diri untuk melihat dan menyapa seluruh peserta yang menyalakan kamera dari dekat.
“Sampai jumpa,” kata Beliau dengan senyum yang amat cerah.
Kilas Balik 20 Tahun KCI
Setelah sesi bersama Guru Dagpo Rinpoche usai, acara dilanjutkan dengan penayangan video wawancara dengan beberapa anggota senior KCI tentang transformasi batin yang terjadi pada mereka sejak belajar dan praktik bersama di KCI. Secara umum, mereka merasakan perubahan yang amat positif–dari gampang marah menjadi lebih penyabar, sikap sombong berkurang dan semangat belajar bertambah, dan pastinya mereka jadi menyadari bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang digunakan untuk memberi manfaat kepada banyak makhluk.
Acara dilanjutkan dengan penayangan foto-foto anggota Dharma Center KCI di berbagai kota dari masa ke masa, diikuti dengan ucapan terima kasih dari Direktur Manajemen KCI, Sandry Cipta, kepada segenap keluarga besar KCI.
“Kita berharap KCI bisa menjadi pusat belajar bodhicitta yang bisa bertahan hingga lebih dari 600 tahun seperti Biara Ganden yang didirikan oleh Je Tsongkhapa. Mari berjuang bersama wujudkan cita-cita kita, cita-cita guru-guru kita,” tutur Sandry.
Selanjutnya, Sandry memberikan apresiasi kepada semua gubernur Dharma Center yang telah berkontribusi sejak 20 tahun lalu hingga sekarang. Penghargaan ini diterima secara simbolis kepada gubernur Dharma Center Bandung, Anabelia Winatian.
Renungan Penting dari Y.M. Suhu
Setelah prosesi usai, Y.M. Suhu kembali hadir untuk memberikan pesan serta renungan yang amat penting, terutama bagi seluruh anggota KCI. Beliau memandang diri Beliau ibarat “makelar” yang mempertemukan Guru Dagpo Rinpoche dengan orang Indonesia yang butuh pertolongan agar sang Guru dapat menjalankan aktivitas Buddha, yaitu menolong semua makhluk dengan mengajarkan Dharma.
Bagi Y.M. Suhu sendiri, hidup Beliau tanpa KCI bisa jadi lebih mudah. Beliau bisa tinggal bersama guru-guru Beliau di India. Beliau bahkan bisa tinggal sendiri di penjara atau di pulau tak berpenghuni karena Beliau sudah tahu dengan jelas jalan spiritual yang harus Beliau tempuh. Y.M. Suhu kemudian balik bertanya kepada kita: mampukah kita hidup seperti itu? Apakah kita sudah tahu dengan jelas jalan hidup kita, jalan spiritual kita?
Y.M. Suhu kembali mengingatkan bahwa meski KCI memiliki banyak pencapaian kuantitatif yang luar biasa, pencapaian kualitatif kita masih nol besar. Kita belum mampu mempraktikkan Dharma secara mandiri dan menjadi orang baik seperti yang Beliau dan Guru Dagpo Rinpoche cita-citakan saat membangun KCI. Bahkan banyak di antara kita yang makin belajar bukannya makin baik, tapi makin “error”: makin keras kepala, makin tidak berbakti, makin sulit berbaur dengan orang lain.
Satu lagi pertanyaan Y.M. Suhu yang perlu direnungkan: jika tidak ada KCI, hidup kita akan jadi seperti apa? Dulu, Y.M. Suhu tidak menyelesaikan pendidikan Geshe di India. Beliau memilih kembali ke Indonesia demi membuka akses agar orang Indonesia bisa belajar langsung dari Guru Dagpo Rinpoche. Melalui KCI yang Beliau rintis, kita tidak hanya bisa rutin menerima Dharma secara langsung dari Sang Ayah Laksana Mentari Dharma, Kita bahkan bisa punya Biara dan membentuk Sangha monastik, bisa belajar bahasa Tibet dan memahami teks tanpa tergantung pada penerjemah. Y.M. Suhu sendiri mengandalkan terjemahan untuk memahami teks Dharma–terjemahan yang dikerjakan oleh orang anggota KCI sendiri. Sangha KCI pun tak lama lagi akan menjadi Geshe-Geshe pertama dari Bumi Nusantara.
Y.M. Suhu mengatakan bahwa KCI dilimpahi berkah yang amat besar. Berkah ini mengalir terus-menerus ibarat hujan lebat yang membasahi bumi. Namun, hujan lebat belum tentu bisa diserap sepenuhnya oleh tanah. Jika tanah tak mampu menampung, hujan juga bisa menjadi banjir bandang yang meluluhlantakkan segalanya.
“Kita harus introspeksi, apakah berkah ini ditampung dengan kerendahan hati? Atau dengan ego?” cetus Y.M. Suhu.
Y.M. Suhu kemudian mengakhiri pesan dengan menjanjikan rekaman tentang 20 tahun perjalanan KCI dari mata Beliau, termasuk tentang kisah di balik slogan B7O (Butuh Banyak Belajar Biar Bisa Bantu Banyak Orang) yang seharusnya dihayati oleh seluruh keluarga besar KCI.
Perjalanan Masih Panjang
Sebuah video singkat tentang aspirasi KCI menjadi pusat belajar bodhicitta warisan Guru Suwarnadwipa Dharmakirti dan merangkul seluruh Indonesia untuk bersama-sama menumbuhkan batin altruistik tertinggi ditayangkan sebagai penutup perayaan 20 Tahun KCI di tahun 2021 ini.
Kini, saatnya kita introspeksi, mulai dengan menggali jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan Y.M. Suhu di dalam batin kita. Jangan sampai seluruh berkah yang kita terima menjadi sia-sia dan permohonan kita agar guru spiritual terus membimbing kita jadi omong kosong semata.