Wahai kaum perempuan yang terbaring dalam kubur, kubur yang kau gali sendiri dan kau pula yang masuk kedalamnya. Tok tok tok…Sudah sekian lama disana apakah kamu tidak bosan? Keluarlah dari KUBUR! Lakukanlah sesuatu. Ya sesuatu…sesuatu yang luar biasa.
Mana bisa? Mana mungkin? Katanya perempuan itu adalah makhluk yang lemah, tak berdaya. Jadi itu tidak mungkin. Lihatlah ombak-ombak ketika air pasang datang, ya seperti itu pula emosi seorang perempuan. Bisa merasakan sedih-bahagia dengan dinamika yang luar biasa, setinggi langit dan sedalam samudra. Apakah perempuan ditakdirkan seperti demikian? Apakah perempuan tidak layak bahagia? Apakah perempuan harus berubah menjadi batu, hatinya sedingin es baru dia disebut perempuan hebat? Apakah jika dia menangis berarti dia lemah?
Ketika gejolak emosi bagaikan gelombang air pasang itu datang, kenapa tidak kau tancapkan tongkat kebijaksanaan dalam dasar samudra? Kenapa kau malah terbawa oleh arus pasang? Apakah kau akan bahagia jika setiap hari hidupnya tenggelam dalam arus air pasang?
Kau memiliki hati yang lembut, aku sangat tahu itu. Dan ingat bahwa itu bukan kelemahan. Kepakkan sayap-sayap belas kasih itu setinggi langit menjangkau seluruh jagad raya. Suarakanlah pada seluruh alam semesta bahwa aku ingin bahagia dan semoga semua juga merasakan kebahagiaan ini.
Perempuan layak bahagia..tapi bagaimana caranya? Bagaimana kalau kita coba satu resep, mental baja hati kapas. Mental kita boleh sekuat baja, tapi hati kita tetap selembut kapas. Compassion and wisdom must be in balance. Nasibmu ada di garis tanganmu, jangan melihat di garis tangan orang lain. Kebahagianmu juga ada ditanganmu. Kamulah penentunya!
-dr. Hety