Pelatihan di PPLH Seloliman
Kegiata Solisalisasi dengan Para PetaniMempelajari Ekosistem Hutan TropisPembuatan Souvenir dengan Pewarna Alami
PPLH (Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup) yang terletak di Desa Seloliman, Trawas, Jawa Timur merupakan suatu LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan lebih fokus pada pertanian organik. Lembaga ini dibangun pada tahun 1988 dan diresmikan tahun 1990 oleh Pangeran Bernhard selaku Presiden WWF saat itu. Staf pengurus di PPLH berjumlah 60 orang dengan 80 persen adalah masyarakat Desa Seloliman. PPLH Seloliman juga menjadi salah satu tujuan objek wisata internasional.
Latar belakang diadakan pelatihan di PPLH adalah mengisi liburan dengan belajar untuk menambah pengalaman. Selain itu para peserta yang mengikuti pelatihan diwajibkan menerapkan ilmu yang didapat dari pelatihan di KCB atau melakukan alih teknologi dari PPLH ke KCB. Pelatihan ini berlangsung selama 4 hari 3 malam. Peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 9 orang, dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok membahas topik yang berbeda-beda.
Kelompok pertama mendapat topik ekologi hutan tropis, sosialisasi pedesaan, dan ekonomi lingkungan. Kelompok ini banyak mempelajari tentang lingkungan dan sedikit kebudayaan Jawa yang masih tersisa di Desa Seloliman. Yang paling menarik dari ketiga topik di atas adalah sosialisasi pedesaan. Metodologi yang digunakan adalah langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui bentuk kehidupan di desa. Misalnya jika sedang bersosialisasi dengan petani, maka para peserta dari kelompok pertama akan turut melakukan apa yang sedang dikerjakan petani tersebut.
Kelompok yang kedua mendapat topik pengolahan sampah, pencemaran lingkungan dan bioindikator pencemaran, dan pembuatan
souvenir. Dalam topik pengolahan sampah, tim ini langsung mengunjungi tempat pengolahannya yang berada di Trawas. Di sana, sampah-sampah sudah terorganisir dengan baik. Penduduk di daerah tersebut sudah bisa memilah sampah dengan benar. Sampah kering dikumpulkan di suatu tempat untuk dijual dan yang basah diolah sendiri menjadi pupuk kompos. Pada topik pencemaran lingkungan diperkenalkan apa saja yang bisa mencemari lingkungan dan jenis-jenis bioindikator. Yang terakhir adalah diajari cara membuat pewarna alami untuk melukis.
Kelompok terakhir membahas topik TTL (Teknologi Tepat Lingkungan), PLTMH, dan AMDAL. Contoh dari TTL adalah merakit suatu alat masak dan pemanas air yang mengunakan energi matahari. Juga dipelajari tahapan-tahapan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Di desa tersebut, yang sebelumnya tidak dapat menikmati listrik dikarenakan tidak mendapat akses listrik dari PLN, akhirnya mendapat pasokan listrik dari PLTMH. Listrik yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan desa tersebut dan jika terdapat sisa akan dijual ke PLN.
Pelatihan lingkungan kali ini membuka wawasan dan kepedulian kita tentang lingkungan dan juga merasakan indahnya hidup di alam yang masih hijau. Selain itu, yang menjadi salah satu daya tarik dari PPLH adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari selama pelatihan semuanya berasal dari pertanian organik yang bebas dari bahan-bahan kimia.[OTTO]