Pelestarian buddhadharma pada intinya adalah penerusan realisasi akan ajaran tersebut, yang terwujud melalui praktek yang sungguh-sungguh. Biara yang dengan bergotong-royong sedang kita bangun selama dua tahun terakhir ini, merupakan faktor teramat penting dalam menyukseskan upaya mempertahankan ajaran. Dari sudut pandang lainnya, membangun Biara juga merupakan persembahan terunggul, wujud rasa bakti tertinggi terhadap Guru-guru spiritual kita, untuk membalas kebaikan, demi menyenangkan hati mereka. Merenungkan manfaat membangun Biara, sudah seharusnya kita antusias terhadap cita mulia nan bajik ini.
Apa yang saya percaya, bahwa suatu hal bermanfaat besar, umumnya baru bisa diraih melalui upaya yang tak kalah istimewa besarnya. Yang Mulia Atisha mengarungi samudera ganas tiga belas bulan, Bodhisattwa Taktungu memotong dagingnya sendiri, serta pengorbanan luar biasa para Guru Silsilah lainnya, yang kemudian memberi manfaat lintas benua, lintas abad, melampaui dunia. Maka senantiasa saya wantikan, membangun Biara juga bakal melewati hal serupa. Seperti dikatakan Gyelse Tokme, bahwa sebesar upaya yang kita kerahkan, sebesar itu pula kebajikan yang kita petik.
Berikutnya, teramat penting untuk mendasarkan upaya kita pada yang satu ini, sebagai jaminan keberhasilan, yaitu meletakkan keyakinan pada Guru Spiritual. Lalu mengikatnya dengan bersama memanjatkan doa permohonan agar keberuntungan muncul, halangan disingkirkan. Mengapa hal ini dapat dan mungkin terjadi? Dengan berbakti kepada guru spiritual, salah satu dari delapan manfaat yang dijelaskan dalam Kitab Suci adalah kita akan mencapai semua tujuan baik yang sementara maupun tertinggi. Di sinilah yang dimaksud lenyapnya rintangan dan datangnya keberuntungan.
Dalam kumpulan tiga teks singkat telah disusun upaya untuk menyatupadukan segenap keluarga besar KCI melalui kekuatan doa yang terberkahi para guru spiritual, Buddha dan Bodhisatwa. Agar berkah bisa bekerja, tergantung pada diri kita, ada atau tidaknya devotion pada guru spiritual kita. Jika kemudian kita melakukan puja tanpa dilandasi rasa bakti pada guru, maka yang kita lakukan adalah pelafalan semata, sebatas pengulangan kata. Maka berharap berkah ibarat bunga angkasa.
Secara singkat tentang manfaat melaksanakan puja ini adalah dengan pelafalan Gugusan Keberuntungan Mulia kita akan dilindungi dari segala kemalangan, kesalahan dan kekeliruan, menghimpun semua kualitas baik, dan keberuntungan; Melafalkan tujuh kali Dharani Arya Mani Bhadra akan membawakan kita keberhasilan terutama dalam segala hal penunjang kebutuhan aktivitas terkait Triratna. Lalu pelafalan Sutra Gyaltsen Tsemo, akan menganugerahkan kita kemenangan, keberuntungan, kemurnian, ketenaran, kejayaan, dan kemakmuran abadi. Manfaat serta tujuan tersebut dipaparkan langsung oleh Buddha Sakyamuni, tapi untuk bisa melihatnya apalagi memperolehnya, tak bisa sekadar ongkos mulut. Adalah ketulusan hati terutama keyakinan yang akan melahirkan, mempertahankan, serta mengembangkan semua kualitas baik tersebut, sebagaimana dikatakan dalam berbagai Kitab Suci. Dengan cara yang demikian, mengandalkan sepenuhnya upaya kita pada guru spiritual, pada doa yang diberkahi para Buddha dan Bodhisattwa, niscaya Biara akan berhasil terbangun, tak hanya secara materi, tapi baik jasmani pun rohaninya.Sarwa manggalam.