Keberangkatan Perdana Migrasi Besar ke Timur

  • March 25, 2013

Dengan kewaspadaan tinggi, pengendalian diri, dan perhatian penuh aspirasi murni ini,
Berkatilah aku agar Sila pembebasan diri (Pratimoksa) sebagai inti praktikku,
sebab mereka merupakan akar dari Dharma.

– Dasar Semua Kebajikan, bait ke-6, Kidung Manggala Bhanti, hal. 13 –

 


 

Apa yang menentukan apakah ajaran Buddha masih ada atau tidak? Yang Mulia Dagpo Lama Rinpoche dalam wawancara khusus yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2013 di Kemang, Jakarta, menjelaskan bahwa ada tiga aktivitas yang menandakan bahwa ajaran Buddha masih bertahan. Yang pertama adalah para biksu/ biksuni harus menjalani vassa. Kedua, adanya praktek pengakuan untuk memurnikan diri dari kesalahan perbuatan berikut pikiran-pikiran buruk yang muncul. Yang ketiga adalah panduan perilaku para anggota Sangha Monastik setelah selesai menjalani vassa. Menurut Vinaya–ajaran Buddha tentang disiplin monastik–kalau ketiga aktivitas tersebut dijalankan, maka Dharma masih dipertahankan. Selain itu, Dagpo Lama Rinpoche juga mengutip Buddha yang menjelaskan bahwa siapa pun yang menjaga Sila dengan murni, maka ia akan mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Tanpa praktek Sila yang baik dan murni, sulit bagi siapa pun untuk meraih cita-cita yang dikehendakinya.

Dalam rangka mempraktekkan Sila dengan murni, seorang praktisi harus mengikuti prosedur sesuai Lamrim, yaitu belajar, merenung, dan meditasi. Untuk itulah, pada hari Minggu (24/03/2013) para anggota Sangha Kadam Choeling berangkat ke Jawa Timur untuk fokus belajar. Untuk tujuan belajar ini telah diundang seorang guru dari Biara Dagpo di India. Bersama-sama dengan guru, para anggota Sangha berangkat ke Timur. Namun, sebelum berangkat, para anggota Sangha masih sempat melakukan satu kebajikan Dana Paramita. Diwakili oleh Yang Mulia Lobsang Jinpa, Sangha Kadam Choeling menyerahkan dana kepada Panitia Pembangunan Biara yang diwakili oleh Tim Dana. Setelah itu, para anggota Sangha pun mempersiapkan segala perlengkapan yang hendak dibawa.

Dipimpin oleh Genla Lobsang Penpar-lags, para anggota Sangha berangkat ke Timur dengan prosesi sederhana namun sesuai tradisi biara. Para YM dan YL–panggilan akrab anggota Sangha Kadam Choeling–mengenakan topi pandita kuning, membawa patta dan perlengkapan biksu, serta teks-teks Dharma. Mereka berbaris sesuai urutan sambil melantukan bait-bait Dasar Semua Kebajikan (Yonten Shirgyurma) yang digubah oleh Je Rinpoche.

Keberangkatan perdana ini juga diantar oleh anak-anak Kadam Choeling yang tinggal di sekitar Center Sederhana, bahkan ada yang khusus datang dari luar kota. Mereka datang berbondong-bondong untuk melepas kepergian para Sangha yang selama ini sudah menjadi sahabat akrab dalam pergaulan sehari-hari. Rencana keberangkatan anggota Sangha dijadwalkan pada pukul 14:00 WIB tapi mereka sudah bergerombol di Center sejak pukul 12:00 siang. Mendekati pukul 14:00 mereka berbaris di tangga Mega Mendung untuk mengiringi para anggota Sangha yang akan lewat. Beberapa wajah terlihat sendu, tapi sebagian besar melepas keberangkatan ini dengan penuh harapan dan semangat akan suatu masa depan yang lebih baik. Mereka turut mendoakan agar para Sangha bisa belajar dan praktek dengan baik untuk kemudian berbagi ilmu mereka pada suatu hari nanti. Seperti tak rela para sahabat dharma itu pergi begitu saja, anak-anak menumpang angkot mengejar hingga ke Stasiun Kereta Api Bandung. Sampai para anggota Sangha benar-benar masuk ke dalam peron kereta dan sudah tak terlihat, barulah anak-anak rela meninggalkan stasiun kembali ke kos masing-masing.


Persiapan di Lokasi di Jawa Timur
 

Dalam menyambut rombongan kloter perdana “The Great Migration to the East”, Kadam Choeling Malang mempersiapkan kelengkapan fasilitas dan infrastruktur yang diharapkan dapat mendukung studi dan praktik para anggota Sangha. Sejumlah persiapan yang telah dan akan dilakukan antara lain: pengadaan kasur dan mesin cuci, pembuatan tandon air, penambahan fasilitas meja dan kursi, pendirian kanopi, survey catering. Daftar ini akan bertambah panjang seiring perkembangan kondisi dan program yang akan digulirkan ke depannya. Namun, yang paling penting adalah persiapan mental untuk tetap dalam kondisi siaga bila terdapat keperluan/instruksi berharga yang harus diwujudkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Mengikuti jejak Yang Mulia Atisha mengarungi ganasnya samudera dari India menuju tanah emas Swarnadwipa demi berguru pada Yang Mulia Serlingpa Dharmakirti, migrasi perdana Kadam Choeling yang dipelopori para anggota Sangha akan menjadi pemantik aspirasi dan pembuka jalan bagi segenap civitas Kadam Choeling di seantero Nusantara untuk menjadi bagian dari program migrasi para pewaris silsilah emas untuk mengarungi perjalanan spiritual menuju belahan timur Indonesia. Pastikan Anda termasuk salah satu di antaranya!

[KCN/Jimz]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *