Catatan: Di awal sesi ini perangkum mengalami keterlambatan selama 15 menit pertama. Oleh sebab itu, bagian awal sesi ajaran yang biasanya berisi penjelasan motivasi tidak dapat diterima. Selebihnya, sesi ajaran bisa diterima baik dan dituangkan dalam rangkuman ini.
Penawar lainnya untuk mengatasi kemelekatan pada kehidupan saat ini adalah memeditasikan kematian dan ketidak-kekalan.
Alasan lain mengapa saya mulai dengan kedua topik ini dikarenakan mereka juga efektif mengatasi keragu-raguan sehubungan kemampuan untuk mencapai kesuksesan dalam praktek dharma. Kedua topik ini mengatasi kemalasan dalam bentuk rasa tidak mampu/ rasa putus asa yang kerap kita rasakan, bahkan sebelum mulai melakukan sebuah aktivitas tertentu. Merenungkan kemuliaan terlahir sebagai manusia merupakan penawar yang sangat efektif untuk mengatasi kedua masalah tersebut. Jadi, sangat penting bagi kita semua untuk merenungkannya.
Sekarang, mari kita lanjutkan pada penjelasan sesi meditasi. Untuk sesi meditasi topik ini, seperti biasa, ada tiga bagian:
Sebenarnya, pembagian tiga tahap ini bukan hanya berlaku untuk meditasi, tapi berlaku untuk semua aktivitas yang kita lakukan, apa pun bentuknya.
Pendahuluan mencakup Enam Praktek Pendahuluan (6PP) yang kita lakukan tadi pagi. Pada 6PP tersebut, kita berhenti pada tahap (1) Memanjatkan permohonan kepada guru-guru silsilah, (2) Meditasi tinjauan menyeluruh pada keseluruhan Lamrim, (3) Mengundang ladang kebajikan untuk datang dan melebur ke dalam diri kita. Jadi, sekarang di atas kepala kita sudah ada guru spiritual yang merupakan gabungan ladang kebajikan ditambah guru spiritual yang bertranformasi atau mengambil wujud Buddha Sakyamuni.
Demikianlah, di atas kepala kita sekarang ini duduklah guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni. Beliau pada dasarnya adalah Lama Lobsang Thubwang Dorje Chang atau Guru Munendra Vajrahdara. Guru Munendra ini di dalam jantung hatinya adalah Buddha Vajradhara berwarna biru. Jangan lupa bahwa sosok guru spiritual ini, yang sudah mengambil wujud Buddha ini, merupakan gabungan dari semua objek perlindungan.
Bagi Anda para pendatang baru, barangkali penjelasan ini kedengarannya rumit dan sulit. Kalau Anda merasa demikian, itu adalah sesuatu yang sangat wajar dan dapat dimaklumi.
Bagi pendatang baru, Anda bisa berpikir dengan cara sederhana seperti ini. Bayangkan sosok Buddha yang hidup yang ada di atas kepala Anda. Sosok Buddha ini duduk di atas teratai, cakram bulan, matahari, dan selanjutnya, yang merupakan deskripsi ladang kebajikan yang dilakukan pada bagian awal Jorchoe tadi pagi. (Ket: Lengkapnya baca Visualisasi Ladang Kebajikan, Kidung Manggala Bhakti: Nyanyian Putra Sudhana, Buku Doa Biara Indonesia Gaden Syedrub Nampar Gyelwei Ling dan Dharma Center Kadam Choeling Indonesia, hal. 36, terbitan 2011).
Sosok Buddha ini adalah sama dengan sosok guru spiritual kita, yakni dari siapa kita menerima ajaran dharma. Di dalam sosok beliau, merangkum dan memadatkan semua objek perlindungan, yang mana gabungan semua sosok ini muncul dalam wujud Buddha Sakyamuni, pendiri ajaran Buddhisme.
Sosok Buddha Sakyamuni tersebut sesuai dengan thangka yang digantung di sini [Rinpoche menunjuk sebuah thangka Buddha Sakyamuni]. Itulah sosok guru spiritual yang harus kita bayangkan di atas kepala kita. Tapi jangan lupa bahwa sosok tersebut adalah guru spiritual kita yang sekaligus merangkum seluruh objek perlindungan.
Bagi Anda yang bukan buddhis, tidak ada kewajiban bagi Anda untuk melakukan visualisasi ini. Kalau Anda bukan buddhis tapi merasa nyaman dan ingin melakukannya, silahkan. Bagi Anda yang merupakan pengikut agama lain, apabila Anda tidak nyaman melakukan meditasi atau visualisasi ini, tidak masalah kalau Anda tidak mau melakukannya. Jadi, Anda bebas untuk tidak melakukan meditasi ini.
Alasan mengapa kita mem-visualisasikan guru spiritual di atas kepala dalam bentuk seperti itu adalah karena kita akan mengajukan permohonan kepada Beliau. Mengapa? Karena kita ingin mendapatkan atau menghasilkan realisasi spiritual di dalam diri kita. Kita akan memulai proses mendapatkan realisasi sejati dan murni sejak sekarang, agar kita bisa meraih pencapaian yang sesungguhnya.
Untuk mendapatkan realisasi sejati, kita membutuhkan tiga hal penting. Sama seperti ketika kita hendak bercocok-tanam, yakni menghasilkan sebuah tanaman, kita butuh beragam sebab dan kondisi.
Yang pertama dan utama, kita butuh benih yang akan ditumbuhkan. Benih inilah yang nantinya tumbuh menjadi tanaman, sehingga benih merupakan sebab utama. Berikutnya, kita harus menambahkan kondisi-kondisi pendukung, yaitu faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh.
Contoh faktor pendukung: tanah yang bebas dari ilalang, bebatuan, dan sebagainya. Di atas tanah inilah kita akan menumbuhkan tanaman tersebut. Berikutnya, kita butuh kelembaban, panas, cahaya matahari, barulah benih tersebut bisa berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang kita inginkan.
Analogi tersebut digunakan untuk menjelaskan upaya yang harus diperhatikan dalam rangka meraih pencapaian spiritual atau mendapatkan kualitas spiritual yang kita inginkan. Pertama, kita butuh benih, yaitu kualitas-kualitas spiritual yang kita inginkan. Misalnya, keyakinan, welas asih, atau apa pun jenis-jenis kualitas spiritual yang dikehendaki.
Walaupun ini bukan merupakan keyakinan atau welas asih yang murni, dengan kata lain, masih artifisial dan dibuat-buat, namun pada akhirnya kita akan menghasilkan kualitas yang sesungguhnya. Benih awal atau kualitas awal inilah yang akan kita meditasikan lebih lanjut. Benih ini sama dengan analogi benih tanaman yang akan dirawat dan ditumbuhkan.
Kualitas yang awalnya kita latih bukan merupakan kualitas yang sesungguhnya. Tapi, kita terus berlatih untuk pada akhirnya menghasilkan kualitas yang sesungguhnya. Caranya adalah pertama-tama kita menumbuhkan kualitas yang mirip dengan kualitas yang sesungguhnya. Artinya, kualitas awal ini memiliki objek dan aspek yang sama dengan kualitas yang sesungguhnya.
Ambil contoh welas asih. Welas asih objeknya adalah semua makhluk yang sedang menderita. Aspek dari welas asih murni yang sesungguhnya adalah rasa tidak tahan memikirkan semua makhluk yang masih menderita. Sebuah perasaan yang tidak sanggup menoleransi kenyataan bahwa semua makhluk masih harus menjalani penderitaan.
Pada awalnya kita membangkitkan perasaan yang mirip dengan kualitas yang sesungguhnya. Yaitu, ketika kita memikirkan semua makhluk yang menderita, kita merasa tidak sanggup menerima kenyataan kalau mereka harus menderita. Tentu saja perasaan ini adalah perasaan yang dibuat-buat, dibangkitkan dengan upaya, seperti salinan yang menyerupai sifat aslinya. Walaupun dibuat-buat, namun perasaan yang dibangkitkan ini memiliki aspek yang sama dengan kualitas sesungguhnya. Yakni, aspek “tidak sanggup menahan”, “tidak sampai hati”, terhadap kenyataan bahwa makhluk hidup masih harus menderita, dan sebagainya. Benih inilah yang akan kita tumbuhkan hingga akhirnya menjadi kualitas yang sesungguhnya.
Contoh lain, kualitas keyakinan yang melihat guru spiritual sebagai Buddha yang sesungguhnya. Tapi akan memakan waktu yang panjang kalau saya menjelaskan kualitas ini sekarang. Barangkali kita punya waktu untuk menjelaskannya pada kesempatan lain.
Kembali lagi, benih adalah sebab utama yang akan kita tumbuh kembangkan, mulai dari kecambah hingga tumbuh menjadi tanaman yang diinginkan, dengan ditambah kondisi-kondisi yang mendukung, seperti panas, kelembaban, cahaya matahari, yang mana ini semua merujuk pada kebajikan atau karma baik.
Dalam rangka memastikan meditasi kita berhasil dan sukses menghasilkan kualitas spiritual yang kita inginkan, kita butuh kebajikan besar. Kalau ada kebajikan, akan lebih mudah bagi seseorang untuk mendapatkan kualitas spiritual yang dikehendakinya. Tanpa kebajikan, boleh dibilang mustahil untuk meraih kualitas spiritual apa pun.
Jadi, alasan mengapa kita mengajukan permohonan kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni di atas kepala kita adalah bagian dari praktek untuk meningkatkan kebajikan.
Walaupun kita sudah memiliki benih, ditambah kondisi-kondisi yang mendukung berupa kebajikan dan sebagainya, kita masih harus memastikan bahwa kondisi-kondisi negatif yang menghalangi tidak muncul. Contohnya batu-batuan, ilalang, semak belukar, dan sebagainya. Jika ada kondisi-kondisi negatif yang menghalangi, kita harus menghapuskan dan menghilangkannya.
Contohnya antara lain karma-karma buruk yang berat yang kita miliki. Atau penghalang mental berupa kilesa yang kuat yang muncul di dalam batin kita. Kalau ada kilesa yang kuat di dalam batin, bagaimana mungkin pada saat yang bersamaan kita membangkitkan kebajikan di dalam batin kita? Tidak mungkin. Oleh karena itu, pertama-tama kita harus menyingkirkan kilesa-nya terlebih dahulu, barulah kita bisa mengembangkan kebajikan.
Cara menyingkirkan kilesa dan karma buruk adalah melalui praktek-praktek pengakuan, dan sebagainya. Ini pula-lah yang menjadi alasan mengapa kita mengajukan permohonan kepada guru spiritual yang ada di atas kepala kita. Tujuannya adalah untuk membersihkan penghalang. Kita mengajukan permohonan kepada guru spiritual yang menyatu dalam wujud Buddha Sakyamuni yang duduk di atas kepala kita.
Ukurannya tergantung Anda, kadang-kadang bisa seukuran manusia, atau bisa juga sedikit lebih kecil dari itu. Yang penting di sini adalah kita benar-benar yakin bahwa ada guru di atas kepala kita, yang sudah muncul dalam wujud Buddha Sakyamuni. Sekarang, kita ambil waktu 1 menit untuk menghidupkan visualisasi guru yang ada di atas kepala Anda masing-masing.
Ingatlah selalu bahwa guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni itu merangkum dan memadatkan semua objek perlindungan. Bagi pendatang baru, barangkali ini tidak begitu bermakna bagi Anda. Jadi, kalau demikian halnya, Anda cukup membayangkan bahwa selaku Buddha Sakyamuni, beliau juga merupakan gabungan dari semua Buddha yang pernah muncul di dunia ini.
Jangan membayangkan Buddha tersebut dalam bentuk seperti rupang atau objek mati. Tapi, bayangkanlah sosok Buddha yang benar-benar hidup dan sedang duduk di atas kepala Anda, bukan sebuah rupang atau objek mati yang statis.
Bayangkan tubuh Buddha berkilau dan memancarkan sinar yang terang ke seluruh penjuru. Cahaya-cahaya ini kemudian memenuhi harapan semua makhluk dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Kita harus membayangkan sosok Buddha yang bercahaya itu sedang bekerja untuk memenuhi kebahagiaan semua makhluk.
Memang tidak mudah untuk langsung mendapatkan gambaran visualisasi yang jelas. Barangkali beberapa orang di antara Anda sudah mampu melakukannya. Itu karena karma dan kebiasaan masa lampau yang sudah terbiasa memeditasikan Buddha di atas kepala, sehingga ada orang yang bisa melakukannya dengan mudah dan mendapatkan gambaran yang jelas. Tapi, bagi orang yang belum terbiasa dan baru mulai berlatih, tentu tidak mudah untuk mendapatkan gambaran Buddha yang jelas.
Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mendapatkan gambaran yang jelas tersebut. Yang paling penting adalah, terlepas dari apakah visualisasi Buddha tersebut jelas atau tidak, Anda harus benar-benar yakin dan percaya akan kehadiran Beliau. Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah beberapa orang bisa melakukan visualisasi yang jelas namun tidak bisa mempertahankannya untuk waktu yang lama.
Seperti misalnya ketika lampu menyala kita bisa melihat sosok dengan jelas, tapi kemudian lampu dimatikan dan sosok tersebut tinggal bayangan yang samar-samar hingga akhirnya hilang sama sekali. Ini adalah satu kemungkinan yang bisa terjadi juga. Kalau ini terjadi, tetap tidak usah khawatir.
Kita akan mengambil waktu 5 menit untuk memeditasikan Buddha di atas kepala kita yang menyatu dengan guru spiritual. Bayangkan bahwa Beliau benar-benar hadir di atas kepala kita. Rasakan kehadiran Beliau.
[ meditasi 5 menit ]
Berikutnya, kita akan mengajukan permohonan kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni di atas kepala kita. Sebelumnya, kita akan memvisualisasikan semua makhluk hadir di sekeliling kita. Semua makhluk yang masih berada di dalam samsara, dimulai dari ayah dan ibu kita pada kehidupan saat ini.
Selain itu, kita juga memasukkan semua makhluk, baik yang terlahir di alam tinggi maupun alam rendah. Bayangkan mereka semua dalam bentuk manusia dan masing-masing mengalami penderitaan sesuai dengan alam tempat mereka dilahirkan. Kalau terlahir di neraka, berarti mereka mengalami penderitaan alam neraka, dan seterusnya. Bayangkan seluruh angkasa di sekeliling kita dipenuhi oleh semua makhluk, dimulai dari ayah dan ibu kita pada kehidupan saat ini, ditambah dengan semua makhluk yang tak terhingga jumlahnya.
Berikutnya, kita akan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. Mengapa kita berikut semua makhluk yang sudah kita visualisasikan di sekeliling kita, masih belum bebas dari samsara terlepas dari itu merupakan tujuan kita? Mengapa kita masih belum bebas padahal sudah lahir mati berulang-ulang kali dalam lingkaran keberadaan yang tak berujung ini?
Maka kita harus bisa menunjuk langsung pada penyebabnya, yaitu kegagalan kita dalam mengidentifikasikan kemuliaan kelahiran sebagai manusia yang bebas dan beruntung yang sudah kita miliki. Kita juga gagal memahami potensi besar yang terkandung di dalam hidup ini, artinya gagal menyadari nilai besarnya. Berikutnya, kita juga gagal memahami betapa sulitnya kelahiran seperti ini diperoleh. Bahwasanya akan sangat sulit bagi kita untuk mendapatkan kelahiran yang bebas dan beruntung seperti pada kelahiran yang akan datang.
Penyebab dari semua kesalah-pahaman dan ketidak-sadaran ini adalah kurangnya pemahaman serta terus menerus terjebak dalam kemalasan, pengalihan perhatian, dan seterusnya. Kebiasaan-kebiasaan buruk inilah yang mencegah dan menghalangi kita untuk serius dalam praktek. Kalau saja kita sudah benar-benar praktek, maka kita tidak perlu lagi menderita sebagaimana yang masih kita alami sekarang.
Kondisi ini berlaku bagi diri kita sendiri berikut semua makhluk yang ada di sekeliling kita. Kita harus mengidentifikasi letak permasalahan yang mencegah kita untuk mengatasi penderitaan yang terus-menerus mendera kita hingga saat ini. Kita harus mengatasi halangan ini secara bertahap dan mencapai tingkat batin yang sudah tidak lagi menderita.
[ Mengidentifikasi penyebab mengapa kita masih berada di dalam samsara selama 3 menit ]
Jadi, kita sudah berhasil mengidentifikasi penyebab mengapa kita masih berada di dalam samsara dan oleh karenanya harus mengalami penderitaan-penderitaan samsara.
Jika Anda buddhis, Anda haruslah membangkitkan niat untuk menghapuskan penderitaan semua makhluk dan menuntun mereka semua pada kebahagiaan. Untuk tujuan ini, Anda bertekad untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna.
Dalam rangka mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna demi semua makhluk, sekarang Anda akan memeditasikan kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung; merenungkan potensi besar yang terkandung di dalamnya; serta betapa sulitnya kelahiran ini diperoleh. Anda bertekad untuk memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya, dimulai sejak saat ini. Itu sebabnya Anda sekarang akan memeditasikan potensi besar yang terkandung dalam hidup yang bebas dan beruntung serta betapa sulitnya kehidupan ini diperoleh.
Mulailah meditasi ini dengan mengajukan permohonan kepada Guru Spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni di atas kepala Anda. Ajukan permohonan supaya guru memberkahi Anda dengan membersihkan semua penghalang dan menganugerahkan semua kondisi-kondisi yang menguntungkan.
[ Mengajukan permohonan selama 3 menit ]
Selanjutnya, kita memeditasikan jawaban dari permohonan kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni. Buddha mengabulkan permohonan dan sebagai jawabannya Beliau memancarkan cahaya dan nektar pancawarna. Bagi yang paham pancawarna tentu membayangkannya demikian, tapi bagi pendatang baru Anda bisa membayangkan cahaya putih, yang memancar keluar dari tubuh Buddha dan mengalir memasuki tubuh kita melalui ubun-ubun.
Cahaya dan nektar pancawarna (atau putih) tersebut memenuhi sekujur tubuh kita, dan membersihkannya, baik pada bagian dalam maupun luar. Tubuh kita sepenuhnya dipenuhi oleh nektar pancawarna (atau putih), yang pada dasarnya merupakan kualitas-kualitas bajik Buddha, guru spiritual, berikut seluruh objek perlindungan, yang sudah dipadatkan ke dalam cahaya dan nektar tersebut. Cahaya dan nektar tersebut juga mengandung pengetahuan dan realisasi guru spiritual berikut semua objek perlindungan. Seiring cahaya dan nektar memasuki tubuh dan batin kita, ia juga melimpahkan pengetahuan dan realisasi guru dan objek perlindungan kepada kita.
Bayangkan cahaya dan nektar ini mengalir membasahi kita, memenuhi sekujur tubuh kita, berikut semua makhluk di sekeliling kita. Memenuhi tubuh kita sampai luber ke luar. Sebagai akibat dari cahaya dan nektar yang berasal dari guru spiritual yang menyatu dengan istadewata ini adalah kita seketika mengalami purifikasi.
Cara kerjanya kurang lebih seperti sebuah rumah atau ruangan mengalami kegelapan selama ribuan tahun. Ketika itu, ruang tersebut benar-benar terjerumus dalam kegelapan pekat untuk waktu yang sangat lama. Tiba-tiba pada suatu hari, seseorang membuka pintu dan menyalakan lampu. Serta-merta cahaya menerangi ruangan tersebut dan kegelapan ribuan tahun pun serta-merta lenyap. Ruangan menjadi terang-benderang, disinari oleh cahaya.
Hal yang sama juga berlaku pada meditasi purifikasi ini. Semua karma buruk, penghalang, rintangan, hal-hal yang negatif, dan sebagainya, yang sudah terkumpul selama kehidupan yang tak terhingga jumlahnya sejak kita berputar-putar di dalam samsara yang tak bermula, semua karma-karma negatif berikut jejak-jejaknya, semua kilesa yang sudah mengendap dan bersarang di dalam batin kita, berikut kilesa-kilesa yang masih akan kita munculkan, ibarat kegelapan yang musnah dalam sekejap, mereka semua pun lenyap dalam sekejap.
Secara khusus kita bisa memusatkan perhatian, misalnya, pada sakit fisik. Misalnya, rasa sakit, nyeri, penyakit kronis, baik yang sifatnya jangka pendek maupun rasa sakit secara umum, kekurangan atau cacat fisik, bayangkan ini semua juga sudah dihapuskan. Semua kekurangan dan rasa sakit fisik dan mental lenyap dalam sekejap.
Alhasil, tubuh kita menjadi muda kembali. Kita merasa segar bugar, muda, dan kuat. Semua kekurangan sudah dihilangkan. Semua kegelapan sudah dienyahkan. Segala halangan sudah dibersihkan.
Ketika membayangkan hal ini, jangan lupakan semua makhluk yang berada di sekeliling kita. Mereka semua duduk setara dengan kita, mengelilingi kita dan memenuhi angkasa. Boleh saja kita memusatkan perhatian pada orang-orang yang kita kenal, yang sedang menderita sakit fisik tertentu atau memiliki cacat fisik yang mengakibatkan penderitaan. Tentu kita mengenal banyak orang yang sedang mengalami penderitaan fisik. Kita bisa membayangkan bahwa penderitaan fisik mereka juga dihapuskan.
[ meditasi 3 menit pada aspek purifikasi/ menghilangkan karma buruk, penghalang, dan segala hal yang negatif ]
Berikutnya kita juga bisa memusatkan perhatian pada penghalang mental. Bayangkan cahaya dan nektar melenyapkan semua penghalang batin dan kilesa. Ada 3 kilesa akar dan 21 kilesa sekunder, berikut jejak-jejak kilesa di dalam batin kita. Inilah yang disebut penghalang kilesa, hingga yang terutama nantinya adalah penghalang bagi kemaha-tahuan.
Bayangkan cahaya dan nektar melenyapkan semua kilesa kita, berikut kilesa semua makhluk. Hasilnya adalah bayangkan kita mencapai semua tahapan jalan spiritual yang berhasil dicapai oleh semua guru-guru, semua Bodhisattva, semua Buddha. Secara khusus, bayangkan kita mendapatkan realisasi topik kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung, potensi besar yang terkandung di dalamnya, betapa sulitnya kelahiran seperti itu diperoleh, yang sama dengan realisasi semua guru, semua Bodhisattva, dan semua Buddha.
Bayangkan cahaya dan nektar meningkatkan kebajikan, kebijaksanaan, dan umur kita. Pengetahuan skriptural berikut pencapaian spiritual kita meningkat, yang merupakan dua aspek ajaran.
[istirahat sebentar]
Demikianlah penjelasan lengkap pada meditasi yang sesungguhnya, yang diawali dengan visualisasi pendahuluan kemudian masuk pada meditasi utama. Dalam konteks ini, meditasi utama kita adalah pada topik:
Meditasi pada berbagai poin di atas fungsinya seperti benih yang akan ditumbuh-kembangkan menjadi tanaman yang sesungguhnya.
Bagian pertama, mengidentifikasi kebebasan dan keberuntungan pada kehidupan saat ini, kita tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya secara rinci. Dalam meditasi utama pada poin ini, renungkanlah dengan cara sebagai berikut:
“Kehidupan yang sudah saya dapatkan sekarang ini adalah kehidupan yang memberikan kesempatan untuk mempraktekkan dharma. Karena saya sudah mendapatkan hidup yang bebas. Dengan hidup ini, saya bebas untuk mempraktekkan dharma karena saya sudah bebas dari penghalang. Kalau tidak, maka saya tidak akan bisa praktek dharma. Sebagai tambahan, dalam hidup ini pun saya sudah diberkahi dengan kondisi-kondisi yang beruntung untuk mendukung praktek dharma.”
Ambil-lah sedikit waktu untuk merenungkan dan mengidentifikasi kualitas-kualitas yang sudah terkandung dalam hidup Anda. Kesempatan dan peluang yang sudah terbuka bagi Anda. Inilah yang dimaksud dengan mengidentifikasi kebebasan dan keberuntungan.
Berikutnya, kita merenungkan nilai besar atau potensi besar yang terkandung dalam hidup yang bebas dan beruntung ini. Apa yang bisa kita capai dalam hidup ini. Kita semua tentu memahami konteks kehidupan lampau dan kehidupan yang akan datang. Hidup kita yang satu ini akan berlanjut pada kehidupan berikutnya.
Berdasarkan apa yang kita lakukan sekarang pada kehidupan ini, maka kita bisa mendapatkan kelahiran yang baik pada kehidupan berikutnya. Misalnya sebagai manusia atau dewa. Kesempatan ini terbuka bagi kita, dikarenakan bentuk kehidupan yang sudah kita dapatkan ini. Mengapa demikian? Semata-mata karena kita bisa menciptakan sebab-sebabnya!
Kita bisa menciptakan sebab-sebabnya dalam kehidupan saat ini, sekarang juga. Sebab utama untuk mendapatkan kelahiran manusia adalah menjaga sila dengan murni. Itulah yang akan menjamin seseorang mendapatkan kelahiran manusia. Selain itu, kita juga butuh kondisi-kondisi yang mendukung, yang bisa didapatkan dengan mempraktekkan keenam kualitas, yaitu kemurahan hati, dan seterusnya.
Tentu saja kita memiliki kemampuan untuk mempraktekkan kemurahan hati, menjaga sila, melatih kesabaran, mempertahankan semangat, mempertahankan konsentrasi, belajar dan berlatih kebijaksanaan, dan seterusnya. Praktek-praktek inilah yang akan menjadi kondisi-kondisi yang baik dan mendukung, selain sebab utamanya, yaitu menjaga sila.
Yang ketiga yang harus kita lakukan adalah mengikat erat semua kebajikan tersebut dan mendedikasikannya untuk pencapaian kelahiran yang baik. Dengan kata lain, kita menyalurkan kebajikan-kebajikan yang sudah terikat kuat bagi pencapaian kelahiran seperti itu. Caranya adalah memanjatkan doa-doa dedikasi yang ditujukan untuk mencapai kelahiran di alam tinggi yang dikehendaki.
Semua aspek tersebut dibutuhkan untuk menjamin dan menghasilkan kelahiran kembali di alam yang tinggi. Dari sinilah kita bisa memahami nilai besar atau potensi luar biasa yang terkandung dalam kehidupan ini. Selama kita sudah menciptakan sebab-sebabnya, itulah yang akan menjamin kita mendapatkan hasil berupa kelahiran kembali di alam yang tinggi, apakah itu sebagai manusia atau dewa.
Untuk benar-benar mencapai kelahiran kembali yang baik pada kehidupan berikutnya, sebenarnya kita tidak perlu meminta bantuan orang lain. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan kita menciptakan sebab-sebabnya dalam kehidupan saat ini juga.
Mengapa demikian? Tadi sudah disebutkan bahwa salah satu sudut pandang untuk memahami nilai besar atau potensi luar biasa yang terkandung dalam kebebasan dan keberuntungan dalam hidup ini adalah dari kemampuan kita untuk menciptakan sebab-sebabnya. Mengapa kita bisa meraih kelahiran yang baik baik sebagai manusia atau dewa? Karena kita memiliki kapasitas untuk menciptakan sebab-sebabnya, di sini, sekarang juga!
[ Perenungan beberapa menit terhadap penjelasan yang baru saja diberikan ]
Karena itu, kehidupan yang sudah kita dapatkan sekarang ini memberikan peluang untuk memastikan kelahirann kembali yang baik pada kehidupan berikutnya. Pencapaian ini adalah sesuatu yang mungkin kita dapatkan. Kondisi-kondisi untuk mendapatkannya sudah tersedia, bahkan sudah tersedia di atas telapak tangan kita. Jadi, sekarang tergantung pada diri masing-masing untuk benar-benar menciptakan sebab-sebab tersebut. Atau, bisa jadi, Anda sekalian sudah menciptakannya selama ini. Itu adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi.
Berikutnya, kita bisa memahami nilai besar yang terkandung dalam hidup ini untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yakni pembebasan dari samsara, atau dengan kata lain, nirwana. Yang perlu kita lakukan adalah menetapkan tujuan untuk mencapai hasil tersebut. Prinsipnya sama, yaitu kita bisa menciptakan sebab-sebab untuk meraih pembebasan dari samsara.
Sebabnya adalah praktek tiga latihan tingkat tinggi: Sila, Samadhi, dan Prajna. Dengan kehidupan yang sudah kita dapatkan sekarang ini, kita bisa melatihnya hingga meraih keberhasilan. Dari itu, kita juga bisa merenungkan nilai besar atau potensi luar biasa yang terkandung dalam kehidupan saat ini untuk meraih hasil berupa pembebasan samsara pula.
Tadi sudah disebutkan bahwa sebab untuk mencapai pembebasan samsara adalah praktek tiga latihan tingkat tinggi, yaitu Sila, Samadhi, dan Prajna. Sebab-sebab ini sudah ada pada level sebelumnya, ketika kita berusaha menciptakan sebab-sebab untuk mendapatkan kelahiran yang baik di dalam samsara. Sebab utamanya adalah menjaga sila. Menjaga sila untuk mencapai kelahiran kembali yang baik dengan menjaga sila untuk mencapai pembebasan samsara pada dasarnya sama.
Latihan konsentrasi sebagai salah satu sebab untuk mencapai pembebasan samsara membutuhkan latihan hingga mencapai samatha atau ketenangan batin. Pada level sebelumnya, ketika seseorang bertujuan untuk mendapatkan kelahiran yang baik di dalam samsara, latihan konsentrasinya tidak perlu hingga mencapai samatha. Latihannya cukup sebagai salah satu bagian dari enam jenis kualitas, tapi tidak perlu hingga mencapai samatha.
Berikutnya, pada latihan kebijaksanaan untuk mencapai kelahiran kembali yang lebih tinggi, takarannya lebih rendah dibandingkan latihan kebijaksanaan yang dibutuhkan untuk mencapai pembebasan samsara.
Perbedaan antara menjaga sila untuk mendapatkan kelahiran yang baik pada motivasi awal dengan menjaga sila untuk meraih pembebasan samsara pada motivasi menengah terletak pada motivasi. Yaitu, motivasi ketika melakukan praktek menjaga sila.
Merenungkan nilai besar atau potensi luar biasa yang terkandung dalam kehidupan saat ini dari sudut pandang menciptakan sebab-sebab untuk mencapai pembebasan samsara belum termasuk pada meditasi yang tadi dilakukan.
Dari sudut pandang ketiga, yaitu kemungkinan untuk mencapai pencerahan lengkap sempurna, dengan kata lain, meraih kemahatahuan seorang Buddha. Ini dimungkinkan karena sebab utamanya, yaitu realisasi batin pencerahan yang spontan, sebuah aspirasi untuk mencapai pencerahan lengkap sempurna atau Bodhicitta, yang digabungkan dengan penembusan kesunyataan secara langsung, yang juga merupakan latihan dalam konteks pembebasan samsara, adalah hal yang bisa dicapai.
Latihan tingkat tinggi Prajna atau kebijaksanaan merupakan salah satu dari dua sebab utama pencapaian Kebuddhaan, dan ini bisa dicapai melalui kehidupan yang bebas dan beruntung yang sudah kita dapatkan sekarang ini.
Jadi, kita bisa melihat betapa luar biasa nilai besar/potensi yang terkandung dalam kehidupan saat ini:
Kalau kita renungkan itu semua, maka kita akan benar-benar teryakinkan bahwa kehidupan saat ini memang mengandung nilai yang luar biasa besar. Yakni, kelahiran sebagai manusia yang bebas beruntung yang sudah kita dapatkan ini dan merasakan betapa ia sungguh sungguh amat berharga!
Demikianlah kita sudah merampungkan penjelasan merenungkan nilai besar kemuliaan terlahir sebagai manusia dari sudut pandang mencapai pembebasan samsara dan Kebuddhaan.
Yang terakhir, kita akan merenungkan nilai besar/ potensi luar biasa yang terkandung dalam kehidupan ini pada setiap momen eksistensi kita sebagai manusia yang bebas dan beruntung. Sebagai contoh, dalam sebuah momen waktu yang singkat, kalau kita melakukan sebuah tindakan sederhana, seperti memberikan persembahan, mempraktekkan kemurahan hati, atau sekadar memberikan hadiah kecil, selama itu dilakukan dengan motivasi yang benar dan cara berpikir yang tepat, maka tindakan yang sederhana itu bisa mempurifikasi halangan yang tak terhingga jumlahnya, sekaligus mengumpulkan kebajikan yang luar biasa besarnya.
Poin terakhir ini harus kita masukkan ke dalam meditasi merenungkan nilai besar kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung. Hasilnya adalah kesimpulan berikut: Dikarenakan betapa sungguh bernilai dan berharganya kehidupan ini, dengan segala hasil yang bisa kita capai, maka saya akan benar-benar melakukannya, yaitu benar-benar menarik manfaat sepenuhnya.
Jika Anda hanya mengincar kelahiran kembali yang baik, sebenarnya ini hanyalah pencapaian sementara. Selama Anda masih berada di dalam samsara, walaupun mendapatkan status kelahiran yang tinggi, namun kebahagiaan yang diraih bukanlah kebahagiaan yang pasti dan definitif. Oleh sebab itu, kebahagiaan ini belum cukup. Bahkan pembebasan dari samsara pun, walaupun kita sudah berhasil menghentikan penderitaan pribadi, namun kita belum sepenuhnya mencapai tujuan pribadi. Lebih lanjut, kita juga tidak bisa sepenuhnya memberikan manfaat kepada semua makhluk karena kemampuan kita masih terbatas.
Oleh sebab itu, kita seharusnya memanfaatkan kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung ini untuk mencapai tujuan tertinggi, demi kebaikan semua makhluk, ibu-ibu kita yang terkasih. Yaitu, kita harus mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna. Inilah kesimpulan akhir yang harus bisa ditarik dari perenungan dan meditasi nilai besar/ potensi luar biasa yang terkandung pada kelahiran manusia yang bebas dan beruntung.
Demikianlah kesimpulan akhir dari perenungan topik kemuliaan terlahir sebagai manusia dari sudut pandang merenungkan nilai besarnya.
Berikutnya, ketika kita merenungkan nilai besar yang terkandung dalam kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung, dengan mengenali semua pencapaian yang bisa kita dapatkan dengan hidup ini, tapi kita mungkin merasa tidak ada keharusan untuk melakukannya sekarang juga. Kita mungkin berpikir bahwa kita bisa melakukannya kapan-kapan, di lain waktu dan di lain kesempatan, ketika kita sudah mendapatkan kelahiran seperti ini lagi nantinya.
Tentu saja itu adalah pemikiran yang sangat keliru, yang menuntun kita pada aspek ketiga. Aspek ketiga adalah merenungkan betapa sulit kelahiran seperti ini diperoleh, dengan kata lain, sangat jarang sekali.
Pertama-tama, kita lihat kembali sebab-sebab yang dibutuhkan untuk mendapatkan kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung. Ingat kembali apa saja sebab-sebabnya dan apakah kita sedang menciptakannya atau tidak? Apakah kita sudah atau sedang mempraktekkan menjaga sila? Apakah praktek menjaga sila itu dibarengi dengan melatih enam kualitas?
Kalau pun kita sudah mampu mendapatkan kelahiran sebagai manusia atau dewa, apakah kita memiliki situasi dan kondisi yang mendukung untuk melakukan praktek spiritual? Apakah kita mendedikasikan kebajikan yang sudah dikumpulkan dengan memanjatkan doa-doa dedikasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan?
Kita bukan hanya perlu menciptakan sebab-sebabnya sekarang, tapi juga harus bisa mempertahankannya dengan baik, sampai waktu kematian. Kita harus memastikan kebajikan itu tidak musnah atau lenyap, apakah dikarenakan kemarahan atau kilesa kuat lainnya yang muncul di dalam batin. Kita harus pertahankan terus hingga menjelang kematian. Artinya, mempertahankan sebab-sebab yang sudah kita ciptakan.
Pada saat menjelang kematian, kita harus mengetahui cara mematangkan karma bajik, yaitu mengaktifkan pikiran-pikiran bajik. Kita harus tahu cara mengaktifkan karma-karma yang akan melemparkan kita pada kelahiran yang baik pada kehidupan berikutnya. Semua aspek-aspek tersebut sudah barang pasti bukan hal yang mudah dan tidak boleh dianggap sepele, karena itu semua sungguh sulit untuk dicapai.
Merenungkan betapa sulitnya kelahiran ini diperoleh bisa ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, dari sudut pandang sebab-sebab yang dibutuhkan untuk mendapatkan kelahiran kembali yang baik, seperti yang sudah kita dapatkan sekarang ini, pada kehidupan kita yang berikutnya. Kedua, merenungkan dengan analogi. Ketiga, merenungkan dari sudut pandang jumlah makhluk yang terlahir kembali sebagai manusia yang bebas dan beruntung dibandingkan dengan bentuk kehidupan lainnya.
Kesimpulan akhir yang kita tarik adalah betapa sulitnya untuk mendapatkan kelahiran seperti yang sudah kita dapatkan sekarang ini. Kesimpulan berikutnya, kita harus memanfaatkan kehidupan sekarang ini, mumpung masih ada, dengan sepenuh-penuhnya!
Kesimpulan perenungan yang harus kita dapatkan: “Saya akan menarik manfaat sepenuh-penuhnya dari kehidupan sebagai manusia yang bebas dan beruntung yang sudah saya dapatkan ini, sekarang juga, tanpa menunda-nunda lagi.”
Kita akan mengajukan permohonan sekali lagi kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni untuk memberkahi kita. Sebagai jawaban dari permohonan kita, guru spiritual mengabulkan dengan cara memancarkan cahaya dan nektar pancawarna yang mengalir membasahi kita dan semua makhluk lain, makhluk-makhluk di sekeliling kita yang masih berada di dalam samsara.
Seiring dengan cahaya dan nektar mengalir membasahi kita, ia memenuhi tubuh dan batin kita. Pertama, cahaya dan nektar membersihkan semua penghalang yang merintangi kita untuk mendapatkan realisasi topik kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung. Bayangkan semua karma buruk, halangan, penderitaan fisik, penderitaan mental, yang dikumpulkan sejak waktu tak bermula, semuanya hilang dan lenyap.
Kedua, bayangkan semua kondisi-kondisi yang menguntungkan, seperti umur panjang, kebajikan, dan kebijaksanaan kita meningkat. Kita juga mendapatkan realisasi yang setara dengan guru spiritual kita. Kita mendapatkan realisasi kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung, realisasi akan nilai besar yang terkandung olehnya, serta realisasi betapa sulitnya kelahiran ini diperoleh.
Kita sudah sampai pada tahap akhir, yaitu tindakan penutup berupa dedikasi kebajikan yang sudah kita bangkitkan melalui meditasi dan juga kebajikan yang sudah dilakukan secara umum. Sekarang, kita akan melakukan pelimpahan kebajikan dengan membaca doa dedikasi Lamrim.