Demikianlah, telah usai acara Dharma & Penyunyian 2010 di Wisma Aloysius Gambung oleh Kadam Choeling Indonesia (KCI) maka ditutuplah tirai panggung untuk kesempatan kali ini. Tetapi KCI mendapatkan hadiah istimewa yaitu pada akhir tahun 2011 akan diadakan lagi kelanjutan dari Dharma & Penyunyian 2010 untuk melanjutkan pengajaran Lamrim Pembebasan di Tangan Kita karya Pabongka Rinpoche oleh Guru kami yang begitu baik hatinya, Y.M. Dagpo Rinpoche. Pernyataan lisan dari Y.M. Dagpo Rinpoche ini sekaligus menjadi anugerah besar bagi KCI yang pada tahun ini sekaligus merayakan karya pelayanannya selama 10 tahun.
Studi, refleksi, koreksi, meditasi, purifikasi, dedikasi, Atthasila, upacara pembangkitan Bodhicitta dan lain sebagainya perbuatan-perbuatan bajik telah dilakukan oleh empat ratusan orang baik lelaki-perempuan, tua-muda, WNI-WNA selama 9 hari Dharma dan Penyunyian 2010 ini. Sungguh megah himpunan kebajikan yang telah dikumpulkan oleh segenap pihak yang terlibat acara ini sehingga tiada salahnya bahkan akan sangat menguntungkan jikalau kita bersukacita terhadap segenap karya ini. Selain itu juga penting untuk mempraktekkan apa yang telah kita pelajari selama 9 hari tersebut pada hari-hari berikutnya menjelang Dharma dan Penyunyian 2011. Mumpung hati kita sedang melunak untuk dibentuk oleh instruksi Guru dan mumpung dia belum membatu karena disihir oleh mantra kesibukan duniawi.
Patut untuk digarisbawahi bagaimana para panitia, yang notabene para calon sarjana berbagai perguruan tinggi di Bandung, menjadi aktor pelaksana acara ini. Melihat mereka sungguh menjadi sebuah oase, karena begitu banyak muda-mudi Buddhis di Indonesia yang kurang mendapat kesempatan mengembangkan diri mereka. Penulis begitu sering melihat bagaimana generasi muda/i ini berakhir hanya sebagai penerima tamu atau seksi sibuk pada acara-acara Buddhis skala nasional dan tak jarang naik ke atas podium sekedar memajang muka dan suara mereka. Lagi-lagi, terlepas dari berbagai kepolosan mereka, tata-bahasa Indonesia yang tersendat-sendat mungkin karena dominannya bahasa daerah, tetap saja setidaknya mereka mencoba dan seperti kata umpama “asa bisa karena biasa.â€
Mengingat bahwa dengan berakhirnya festival kebajikan tahun 2010 ini, sekaligus menandai dimulainya festival kebajikan 2011, semoga mereka (muda/i angkatan selanjutnya) mulai mempersiapkan diri lewat penghimpunan kebajikan, menyingkirkan halangan dan permohonan-permohonan. Juga untuk memetik ilmu dari mereka yang berpengalaman, memperbaiki kekurangan dan mempertahankan atau meningkatkan yang baik. Dengan demikian semoga semua aktivitas KCI terus-menerus mendatangkan manfaat yang luas dan mendalam bagi semua makhluk, semoga Dharma senantiasa lestari dan menyebar luas, semoga para Guru senantiasa berumur panjang dan menjaga kami para murid. [TK]