KCI-Buddha Wacana, mengisi kembali di radio Mei Sheng 92.10 FM pada selasa, 21 September 2010, Bandung, dalam tayangan ke 434. Topik kali ini membahas tentang “Delapan Jenis Penderitaan†yang dibahas oleh Y.M. Tenzin Chograb, dengan presenter, Mutiara Dewi dan Rudi. Sehubungan dengan topik tersebut, Y.M. Tenzin Chograb sebagai pembuka topik menjelaskan tentang adanya 3 jenis Dukkha yaitu Dukkha-Dukkha, berkaitan dengan keadaan sakit di mana kondisi tubuh kita terasa tidak menyenangkan. Dukkha Perubahan berkaitan dengan perasaan bahagia dan terakhir adalah Sangkara Dukkha. Selama kita masih berada dalam samsara, kita masih mengalami ketiga jenis Dukkha tersebut, tambahnya. Y.M. Tenzin Chograb menjelaskan, kedelapan jenis penderitaan itu adalah pertama, Penderitaan akibat kelahiran. Dalam penderitaan ini ada lima point yang harus direnungkan. Point pertama, kelahiran merupakan penderitaan karena berhubungan dengan rasa sakit yang berhubungan dengan rasa sakit yang hebat bagi keempat jenis makhluk hidup, seperti mereka yang terlahir sebagai makhluk neraka, setan kelaparan, makhluk-makhluk yang keluar dari kandungan dan makhluk-makhluk yang dilahirkan dari telur. Kedua, kelahiran merupakan penderitaan karena berhubungan dengan kecenderungan-kecenderungan terjadinya penyelewengan fungsi. Faktor-faktor komposisional dari ketiga alam dikarenakan mereka berkaitan dengan penyelewengan fungsi yang tidak sejalan. Faktor komposisional tersebut berkaitan dengan benih-benih yang membangkitkan, mempertahankan dan meningkatkan penderitaan. Ketiga, kelahiran merupakan penderitaan karena ia merupakan sumber penderitaan, maksudnya seseorang kembali terlahir di ketiga alam dan akan mengalami usia tua, penyakit, dan kematian. Keempat, kelahiran merupakan penderitaan karena ia merupakan sumber gangguan–gangguan penderitaan. Ketika seseorang terlahir di alam samsara maka ia akan muncul untuk objek kemelekatan, sifat kebodohan. Kelima, kelahiran merupakan penderitaan karena ia merupakan perpisahan yang tidak diinginkan. Kelahiran akan berakhir dengan kematian, dan menyebabkan penderitaan.
Kedua, penderitaan akibat usia tua. Yang harus direnungkan yaitu tubuh yang bagus akan memburuk, kekuatan fisik dan kebugaran akan menurun, indra-indra akan merosot, kemampuan menikmati objek-objek indra semakin memudar, dan kemunduran hidup menimbulkan penderitaan. Ketiga, penderitaan akibat penyakit. Hal yang perlu direnungkan adalah penyakit mengubah sifat dasar tubuh, rasa sakit dan kegelisahan meningkat, tidak ada niat mengejar hal-hal yang bagus, orang sakit harus ditolong, orang sakit kehilangan energi vitalnya, maksudnya sangat menyakitkan jika seseorang menyadari ia menderita penyakit parah. Keempat, penderitaan akibat kematian. Point yang harus direnungkan adalah seseorang terpisahkan dari objek-objek yang bagus dan menarik hati, seseorang terpisahkan dari kerabat dekat yang baik dan menarik hati, seseorang terpisahkan dari sahabat-sahabat dekat dan menarik hati, seseorang kehilangan tubuh jasmani yang bagus dan menarik, seiring dengan kematian, seseorang mengalami kesakitan dan kegelisahan akut. Kelima, penderitaan akibat bertemu dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Point yang harus direnungkan adalah hanya dengan bertemu musuh menyebabkan sakit akibat kegelisahan, seseorang bertahan dalam ketakutan karena takut dihukum, takut akan kematian, taku point yang jatuh ke alam menderita setelah kematiannya. Keenam, penderitaan akibat berpisah dengan hal-hal yang menyenangkan. Point yang harus direnungkan yaitu dalam pikirannya muncul kesedihan, dalam ucapannya, muncul ratapan, menyakiti diri sendiri, merasa sedih, mengingat dan merindukan kualitas-kualitas baik yang hilang, tidak ada jalan keluar untuk mengembalikan apa yang telah hilang. Ketujuh, penderitaan akibat tidak mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu mengenai perpisahan dengan hal-hal yang menyenangkan, seseorang mencari tetapi tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Kedelapan, penderitaan akibat kelima agregrat yang diperoleh. Kelima agregrat yang diperoleh bersifat menderita. Merupakan sifat dasar dari kelima agregrat yang didapatkan dengan karma, dan klesha untuk bersifat wadah untuk mengalamipenderitaan di waktu yang akan datang, untuk mengalami penderitaan berdasarkan apa yang eksis pada kehidupan sekarang, wadah untuk mengalwadah untuk mengalami penderitaan akibat perubahan dan wadah untuk mengalami penderitaan karena kondisi.[Rudi]