Dutiyam pi Buddhang Saranang gacchami
Dutiyam pi Dhammang Saranang gacchami
Dutiyam pi Sanghang Saranang gacchami
Tatiyam pi Buddhang Saranang gacchami
Tatiyam pi Dhammang Saranang gacchami
Tatiyam pi Sanghang Saranang gacchami
Sekitar 50 orang memenuhi Hall Center Bandung pada prosesi upacara Waisak pagi ini di Hall Center Bandung. Bait-bait pali kembali mengalun indah, memperingati 3 peristiwa agung: pertama Kelahiran Pangeran Siddharta Gautama di Lumbini, kedua tercapainya Penerangan Sempurna di bawah pohon Bodhi, ketiga parinirwana Buddha Gautama di Kusinara.
… Memaknai Waisak adalah memaknai Buddha, sebuah kapasitas mental untuk bangkit, mengasihi, peduli dalam memahami dan menghadapi realitas kehidupan, agar menjadi tercerahkan. Kapasitas mental tersebut kita miliki sebagai manusia, baik dalam bentuk benih-benih kecil maupun sudah menjadi tunas-tunas muda yang siap bangkit , tumbuh berkembang menjadi pohon-pohon pencerahan yang menyejukkan. Latihan yang dapat dilakukan untuk membangkitkannya adalah dengan menyiraminya dengan kesadaran, mengetahuinya sebagai sebuah realita bukan gagasan, bukan pendapat, bukan mitos, melainkan kenyataan yang dapat diraih secara terus-menerus tanpa dibatasi oleh waktu, ruang, dan keadaan… (Renungan Waisak 2554/2010, Sangha Agung Indonesia)