Bertempat di Jl. Sampoerna 17 A, seminar stupika digelar pada Minggu pukul 09:40 pagi. Acara dibuka dengan kata sambutan oleh Anthony Sinata selaku ketua panitia seminar dan koordinator Studio Tsa-tsa Bandung. Anthony menjelaskan bahwa sebenarnya stupika bukanlah barang baru di Indonesia (zaman dulu Nusantara) sehingga ia mengajak peserta untuk melacak kembali keberadaan stupika bersama dua narasumber yang kompeten pada bidangnya masing-masing. Ibu Amelia selaku arkeolog pada Puslitbang Arkeologi Nasional memaparkan stupika sebagai temuan arkeologi. Di awal pemaparannya, arkeolog lulusan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, ini mengaku bahwa acuan untuk stupika belum banyak sehingga beliau yang harus berbicara dengan persiapan dalam waktu yang sangat singkat berusaha sebaik-baiknya untuk memaparkan kepada peserta yang antusias.
Stupika merupakan prototipe bangunan stupa yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah Buddha, biksu, atau raja-raja besar beragama Buddha. Selain stupika, ada yang namanya tablet dan votive tablet. Benda-benda bernilai arkeologis ini ternyata banyak sekali ditemukan di Nusantara, di antaranya di Palembang (Sarangwaty, Lemahabang, dan Gedingsuro), Jawa Barat (kompleks percandian Batujaya di Karawang), DI Yogyakarta (Kalibening, Kalasan, Jongke, Mlati), Jawa Tengah (Borobudur/Muntilan, Klaten, Semarang, Bawean), Jawa Timur (Trowulan, Gumuklinting/ Muncar), Bali (Pejeng, Tatiapi, Tampaksiring, Candi Kalibukbuk/ Buleleng).
Catatan:
Rekaman video seminar lengkap tersedia bagi para member yang sudah terdaftar dengan partisipasi berupa penggantian ongkos kirim.
Permohonan video seminar khusus member bisa menghubungi HRD KCI di 087822242482 dengan mengajukan nama lengkap, nomor anggota, dan motivasi permohonan video. HRD berhak menolak permohonan apabila dirasa tidak memenuhi syarat.