Keajaiban yang terjadi pada hari ini adalah Relik Lama Tsongkhapa bersinar dari pagi, hal ini pertama diketahui oleh Heryno (alias A-Sung), ketika sinar dari kedua lampu yang menyinari relik ditutup dengan tangan Relik tersebut tetap bercahaya. Menjelang malam, relik tersebut tetap bersinar; satu jam menjelang penutupan pameran langit di bumi Yogyakarta menjadi hitam pekat dan hujan deras pun tak terbendung lagi. Hujan ini bisa diibaratkan juga sebagai bumi pertiwi yang ikut menangis ketika harus berpisah dengan Relik Buddha dan para Guru Besar. Namun, kami sadar betapa besar keinginan kami untuk berada didekat Relik tersebut, perasaan tersebut harus dihilangkan, karena Buddha dan para Guru Besar bukan milik siapapun, melainkan cerminan Bodhicitta semua makhluk dan semua makhluk juga berhak merasakan “nikmat”nya berada di dekat Relik Buddha dan para Guru Besar yang telah kami rasakan.
Relik Buddha dan para Guru Besar meninggalkan kota Yogyakarta pada Selasa, 28 April 2009. Pada pukul 15.00 diadakan puja di Center, sebagai kesempatan terakhir (kemungkinan besar) untuk puja di hadapan Relik Buddha dan para Guru Besar.[Albert]