Setahun setelah peresmiannya, Kadam Tashi Choe Ling Malaysia kembali mengundang Yang Mulia Dagpo Rinpoche untuk public teaching dan retreat, masing-masing dengan tema Enam Paramita dan Tiga Prinsip Utama Sang Jalan. Public teaching berlangsung selama 13-14 Desember, sedangkan retreat berlangsung mulai 18 sampai 21 Desember 2008. Di sela-sela keduanya, 16 Desember 2008, diadakan juga evening talk berkaitan dengan kematian. Rekan-rekan dari Kadam Choeling Indonesia mendapat keberuntungan; pihak KTCL Malaysia mengundang dan mensponsori sebanyak 10 orang untuk berpartisipasi dalam rangkaian pembabaran Dharma yang berharga ini.
Teaching ini dibagi menjadi dua sesi; sesi pertama dimulai pukul 9 pagi dengan puja, dan berakhir jam 12 siang untuk makan siang. Sesi dimulai lagi jam 15.00 sampai jam 17.30. Selama public teaching, Rinpoche berkali-kali menekankan tentang pentingnya menyadari kemuliaan terlahir sebagai manusia. Kita, yang selalu lupa situasi baik yang kita peroleh sekarang, sudah saatnya benar-benar tersadar dari kebodohan, kemalasan, dan ketidakpedulian. Hal ini menjadi begitu penting, karena potensi besar yang kita miliki ini tidak akan bertahan lama, suatu saat akan berakhir. Guru terbaik yang terus mengingatkan kita akan ketidakkekalan ini adalah jam di pergelangan kita, jam tangan yang hanya kita anggap sebagai perhiasan belaka.
Berkaitan dengan Enam Paramita, Rinpoche menekankan bahwa meskipun kita sekarang bukanlah Bodhisattva, kita boleh berlatih praktik ini agar di kemudian hari kita benar-benar memiliki keenam kesempurnaan ini. Dari keenam paramita, yang relatif mudah dipraktikkan adalah Dana Paramita. Praktik kemurahan hati ini terletak pada keadaan batin (state of mind), bukan tindakan memberikan (act of giving), yaitu keinginan untuk memberikan baik harta benda, kebajikan, dan tubuh kita. Mendanakan sesuatu hendaknya tidak disertai dengan harapan akan suatu pamrih atau untuk menjadi kaya di kemudian hari. Menurut Aryadewa, aktivitas dengan harapan demikian bukanlah dana, melainkan .perdagangan.. Hendaknya kita berdana dengan keinginan untuk menolong orang lain dan untuk mencapai kebuddhaan. Rinpoche juga menjelaskan ketiga jenis dana paramita, disertai dengan hal-hal yang harus dihindari, objek-objek yang tidak pantas didanakan, serta cara yang benar untuk berlatih dana paramita.
Menyambung topik Dana Paramita, Rinpoche menguraikan tentang Sila-Paramita, Kshanti-Paramita, serta Viriya-Paramita. Masing-masing paramita ini dibagi lagi menjadi 3 jenis. Praktik Sila secara khusus merupakan penyebab utama untuk kelahiran kembali sebagai manusia. Berkaitan dengan praktik kesabaran, Rinpoche banyak menjelaskan tentang kerugian dari kemarahan (anger) dan bagaimana mengatasi pengalaman-pengalaman yang menyakitkan. Sedangkan untuk praktik Viriya, Rinpoche menyertakan juga penjelasan ketiga jenis kemalasan; salah satu kemalasan adalah perasaan ketidakmampuan (discouragement).
Evening Talk KTCL Malaysia 16 Desember 2008: Kematian
Menyambung public teaching di KTCL Malaysia, tanggal 16 Desember 2008 diadakan sebuah evening talk, berlangsung mulai jam 7 malam hingga sekitar pukul 10 malam. Evening talk ini mengangkat topik yang berkaitan dengan kematian, yaitu membantu mereka yang menjelang ajal dan mempersiapkan kematian.
Setelah sesi singkat yang memperkenalkan Yang Mulia Dagpo Rinpoche, melalui sebuah biografi singkat yang padat dan berisi, sesi utama sore itu segera dimulai. Cara yang terbaik untuk membantu mereka yang menjelang ajal adalah membantu mereka membangkitkan hal-hal bajik, demikian nasihat Rinpoche. Untuk tujuan ini, kita butuh memahami dan mempelajari tahap-tahap kematian.
Menurut Buddhis, ada tiga jenis tubuh, ucapan, dan batin (body, speech, and mind), yaitu yang kasar (coarse), yang relatif subtil, dan yang sangat halus. Tubuh kasar adalah tubuh yang kita miliki sekarang ini, dengan kelima skandhanya. Faktanya, saat menjelaskan tubuh kasar, ada 24 elemen yang berkaitan, yang merupakan konstituen kasar yang memungkinkan kita bisa meraba, mendengar, mencium, melihat, berpikir, dan sebagainya. Saat elemen-elemen ini meluruh, maka fungsi-fungsi kesadaran yang berkaitan juga akan meluruh karena kehilangan basis untuk berfungsi. Kita dikatakan mati secara Buddhis saat unsur-unsur yang paling halus meluruh.
Peluruhan elemen-elemen kasar biasanya ditandai dengan ciri yang eksternal (yang bisa dilihat) maupun yang internal. Rinpoche menjelaskan tanda-tanda ini dengan runut, dilengkapi dengan cara-cara membantu mereka yang menjelang ajal. Sedangkan bagi kita, hendaknya kita mempersiapkan kematian kita dari sekarang. Sesi ditutup dengan tanya-jawab.
Retreat di KTCL Malaysia 18-21 Desember 2008
Dihadiri lebih dari 50 orang, retreat kali ini membahas topik Tiga Prinsip Utama Sang Jalan, yang merupakan hasil tulisan Yang Mulia Je Rinpoche yang bersumber dari ajaran Manjushri. Arya Manjushri meringkaskan ajaran dari kedua yana menjadi tiga prinsip sang jalan, sehingga dapat dikatakan bahwa karya ini merupakan versi padat dan ringkas dari Lamrim. Retreat yang berlangsung selama 4 hari ini, dengan total 8 sesi, merupakan rangkaian teaching Rinpoche di Malaysia.
Karya Tiga Prinsip Utama Sang Jalan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar; pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu penghormatan, janji untuk menuliskan karya ini, dan anjuran untuk mendengar. Bagian penghormatan sekaligus menyiratkan topik Bertumpu pada Guru Spiritual dan Berlindung. Bagian janji menyiratkan komitmen yang pasti akan diselesaikan dengan tuntas, juga kerendahan hati Je Rinpoche, yaitu menghindari kesombongan, serta sekaligus cara yang benar untuk mengajarkan Dharma. Sedangkan bagian anjuran untuk mendengar menyiratkan cara yang benar untuk mendengarkan Dharma. Berkaitan dengan poin ketiga ini, Rinpoche menjelaskan bahwa kemajuan spiritual kita belumlah proporsional dengan jumlah teaching yang telah kita dengar, dan ini menandakan bahwa cara kita mendengar Dharma masih salah.
Bagian isi terbagi menjadi tiga bagian lagi, yang juga merujuk pada ketiga prinsip utama yang dimaksudkan dalam ini, yaitu renunsiasi, bodhicitta, dan pandangan benar. Berkaitan dengan kemelekatan dan renunsiasi, dijelaskan bagaimana kita melekat terhadap kehidupan kita yang sekarang dan terhadap kehidupan kita yang akan datang atau samsara secara keseluruhan. Sedangkan jika kita praktik tanpa asosiasi dengan Bodhicitta, karma bajik kita tidak akan bisa menjadi sebab untuk menuju Kebuddhaan. Di sisi lain, Bodhicitta saja tidak bisa menjadi penyebab untuk memotong akar samsara; untuk ini kita membutuhkan pandangan yang secara langsung berlawanan dengan sebab samsara, yaitu pemahaman akan kesunyataan. Oleh karena itu, aspirasi kita menuju Kebuddhaan sangat bergantung pada realisasi ketiga kualitas ini.
Bait ke-14, atau bait terakhir dari karya ini, merupakan bagian penutup atau bagian kesimpulan. Sesi ditutup dengan persembahan mandala untuk berterima kasih atas ajaran, doa dedikasi dan persembahan khatag kepada YM Dagpo Rinpoche.
Catatan: tulisan ini hanya bersifat sebagai liputan, tidak mencakup semua bahan yang diajarkan oleh YM Dagpo Rinpoche. Untuk mendapatkan transkrip teaching ini, Anda dapat menghubungi KTCL Malaysia secara langsung atau melalui Kadam Choeling Indonesia.