Umat Buddha se-Jabodetabek melantunkan doa-doa warisan Sriwijaya dalam bahasa Kawi dan Sanskerta dengan iringan musik gamelan selonding dalam Puja Waisak di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Acara yang diinisiasi oleh komunitas Buddhis Kadam Choeling Indonesia (KCI) ini berlangsung pada 3–4 Juni 2023. Selain puja, dilakukan juga praktik penghaturan Gaṇacakra serta pembagian 1.600 paket sembako kepada warga setempat yang membutuhkan. Acara ini dihadiri oleh 18 biksu dari Sangha Vajrayana Indonesia Sangha Agung Indonesia (SVI-SAGIN) dan 318 umat Buddha se-Jabodetabek.
“Waisak penuh makna tidak hanya bisa dirayakan di Borobudur. Di Jakarta juga harus ada perayaan Waisak yang istimewa,” tutur Phoenix, ketua panitia, “Kami ingin menghadirkan kedamaian dan nuansa sakral praktik Buddhis khas Nusantara di tengah hingar-bingar Jakarta, sekaligus melestarikan tradisi.”
Salah satu puja yang digelar dalam acara Waisak KCI ini adalah Enam Praktik Pendahuluan, praktik warisan Guru Suwarnadwipa Dharmakirti dari Kerajaan Sriwijaya. Di dalamnya terkandung Doa Tujuh Bagian yang bisa ditemukan pada relief Bhadracari di Candi Borobudur. Kemudian, ada pula puja kepada Dewi Tara, Buddha perempuan yang jejaknya bisa ditemukan di Candi Kalasan, Jawa Tengah, dan sering diidentikkan dengan Dewi Sri. Keduanya dilantunkan dalam bahasa Kawi dan Sanskerta.
Biksu SVI dan para umat sedang melantunkan Puja Waisak dalam bahasa Kawi
“Bahasa Kawi adalah lingua franca di Nusantara zaman dahulu,” terang Biksu Guna Sagara, pemimpin Puja Waisak KCI 2023, “Ini pertama kalinya ritual Buddhis dilakukan kembali dengan bahasa Kawi di zaman modern. Kita berupaya menghidupkan kembali warisan budaya Nusantara.”
Selain kedua upacara di atas, ada pula praktik penghaturan Gaṇacakra dalam tradisi Buddhis Vajrayana. Sejarah mencatat Raja Kertanegara dari Singosari sebagai salah satu tokoh sejarah Nusantara yang melakukan upacara ini untuk mendoakan kesejahteraan rakyat dan bangsa. Upacara ini sepaket dengan pembagian sembako dalam rangkaian kegiatan amal “Kenduri Persembahan untuk Indonesia” yang diinisiasi oleh Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara (YWSN). Dalam perayaan Waisak kali ini, para umat bergotong-royong membagikan sebanyak 1.600 paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan di Jakarta Barat.
Pembagian 1.600 paket sembako dalam program “Kenduri Persembahan untuk Indonesia”
“Program ini terinspirasi dari budaya selamatan dan makan bersama yang disebut ‘kenduri’ di masyarakat Jawa. Harapannya, di hari Waisak ini dan kegiatan seterusnya, kita bisa melatih kemurahan hati dan semangat gotong royong, meringankan beban masyarakat yang membutuhkan, sekaligus mendoakan kesejahteraan seluruh negeri lewat Kenduri Persembahan untuk Indonesia,” tutur Rika selaku ketua YWSN ketika memberikan sambutan.