Orang baik itu sama dengan orang bodoh gak sih? Tidak jarang kita menemukan orang-orang yang menasehati kita dengan kata-kata: “Hei, jadi orang jangan terlalu baik nanti dimanfaatkan, nanti dibodoh-bodohin, nanti ditipu, dll. Wah, berarti bener ya orang baik sama dengan orang bodoh.
Kadang, kalau iseng-iseng nonton sinetron ada tokoh utama yang sangat baik tapi sial terus, dibohongin, diperlakukan semena-mena, sedih terus, dll. Susah ya jadi orang baik. Semakin sedikit deh orang di dunia yang mau menjadi baik. Ya, karena baik identik dengan bodoh.
Ada suatu cerita, alkisah seekor ular yang sangat kejam telah mengigit dan mematikan begitu banyak orang, tapi ular ini lalu ingin bertobat dan tidak mau lagi melukai manusia. Suatu ketika ada orang yang mengenali ular tersebut sebagai ular yang telah memakan banyak korban maka dia memanggil orang-orang untuk memukul ular ini. Karena ular ini sudah berjanji kepada gurunya untuk bertobat, maka dia membiarkan dirinya dipukul sampai babak belur. Kemudian ular ini datang menghadap gurunya. Ia berkata bahwa dia mau menyerah saja menjadi ular yang baik, sebab sulit sekali untuk menjadi baik. Ia malah dipukul hingga babak belur. Gurunya menjawab, kenapa kamu tidak mendesis untuk menakut-nakuti mereka?
Menjadi baik tidak identik dengan bodoh. Baik juga harus bijak. Bagaimana bisa menjadi bijak? Berarti seseorang harus paham mengenai apa yang benar dan yang salah, apa yang patut dan tidak patut. Bagaimana seseorang bisa tahu? Ya, melalui proses belajar. Siapa bilang menjadi baik dan bijak tidak perlu belajar. Loh? itu kan tindakan yang dipraktekkan bukan teori yang dipelajari? Tapi apa yang mau dipraktekkan? Sedangkan kita gak tau dasar teori dan cara mempraktekkannya. Hanya saja yang salah adalah setelah tau teorinya banyak yang tidak diaplikasikan. Bukan salah di teorinya tapi salah diri kita sendiri. Oleh karena itu marilah kita belajar untuk menjadi baik dan bijak.
Manajemen Alur Hidup