Menjadi keren di jaman sekarang ini sepertinya tidak begitu sulit ya. Model rambut terkini, mengikuti trend fashion, pake sepatu mahal, bahasa prokem, “berani” mati (contohnya kebut-kebutan, berkelahi, adu jotos) Dll. Gampang ya untuk disebut keren.
Lalu kita tengok Ibu kita di dapur pagi-pagi sudah bangun untuk mengerjakan pekerjaan di rumah mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Baju kucel, gak ada keren-kerennya. Ayah kita juga sama aja model rambut jadul. Pagi-pagi sudah berangkat kerja demi mencari sesuap nasi menghidupi kita.
Kita ke sekolah melihat Pak Guru yang sudah tua, gak ngerti gaya anak muda sekarang, galak, cerewet, baju dan sepatu juga butut. Beliau mengajar sudah puluhan tahun dengan gaji yang sangat minim. Tapi tetap beliau akan tersenyum ketika kita menyapa beliau hanya dengan kalimat selamat pagi pak.
Kenapa ya kita gak menganggap orang tua dan guru kita bahwa mereka itu keren bahkan luar biasa. Kok sepertinya hati kita tak tergerak. Apa yang salah? Mungkin persepsi kita sedikit demi sedikit telah tergerus oleh perubahan jaman. Penampilan fisik jauh lebih penting daripada hati seseorang. Orang yang telah memberikan hatinya untuk kita dianggap biasa biasa saja. Tapi justru kita ikut-ikutan dengan euforia yang tidak jelas.
Bagaimana kalo kita mulai melihat seseorang dari hatinya bukan fisiknya? Nah…mau jadi orang keren kan.. Kalau begitu buatlah hati mu menjadi keren bukan hanya fisikmu.