“Spiritual dimulai dari bertumpu pada guru spiritual sebagai patokan pertama. Kita beruntung kita punya kehidupan bertemu dengan guru spiritual.”
Demikian penggalan kutipan pesan Suhu Bhadra Ruci pada peringatan Maha Parinirvana Je Rinpoche. Beruntung memiliki makna seseorang yang bernasib baik, mujur, bahkan memiliki arti bahagia. Orang yang beruntung adalah orang yang bahagia. Dan bahagia adalah suatu kondisi yang diinginkan oleh semua makhluk. Dalam konteks spiritual, kata ‘beruntung’ bisa diperjelas lebih rinci sebagai suatu kondisi di mana seseorang memiliki kebajikan. Kebajikan artinya karma baik yang besar yang mendukung terciptanya energi positif dalam diri seseorang.
Agar senantiasa beruntung, kita harus senantiasa menghindari ketidakbajikan dan menambah kebajikan. Di dalam Dhammapada Bab Buddha Vagga ayat 183, Buddha mengatakan, “Janganlah berbuat jahat, tambahkan kebajikan, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran Para Buddha.” Dengan simpanan kebajikan inilah lebih lanjut seseorang dikatakan beruntung memiliki seorang guru spiritual.
Buddhisme Mahayana Tibet secara khusus menitik-beratkan pada pentingnya seorang guru spiritual. Bila dalam kehidupan saat ini seseorang sudah bisa mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan seorang guru spiritual, maka keseluruhan jalan spiritualnya ditempuh dengan menempatkan praktik devosi guru sebagai landasannya. Di atas landasan inilah setahap demi setahap pemahaman dibangun untuk sampai pada pencapaian tertinggi, yaitu esensi pencerahan lengkap sempurna.
Untuk mengisi libur akhir tahun, Kadam Choeling Indonesia (KCI) mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam program akumulasi kebajikan dan purifikasi karma buruk secara bersama-sama. Rincian jadwal Mahapranidhana Puja 2 yang akan dilakukan di Vila Istana Bunga, Lembang, Bandung, pada 23 hingga 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Pada Sabtu dan Minggu yang baru lalu, Panitia Mahapranidhana Puja 2 menggelar rapat teknis sebagai persiapan menyambut kedatangan peserta serta pelaksanaan acara. Dalam tugasnya, Panitia MPP mendapat bantuan sukarelawan dari mahasiswa Universitas Parahyangan yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB Unpar). Bertempat di Aula Istana Payung Perak, Panitia MPP dipimpin oleh Fedrik Oktafian menjelaskan run-down acara berikut pembagian tugas kepada tiga orang sukarelawan KMB UNPAR. Panitia mengundang sukarelawan dari universitas di Bandung untuk berpartisipasi dalam acara akhir tahun ini.