“Tanggal 22-23 Maret 2016 ini menjadi momen bersejarah pusdiklat dan harus diperingati setiap tahun.” ~ Yang Mulia Biksu Bhadra Ruci, Kepala Biara dan Kepala Pusdiklat Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling
Dengan berkah Guru dan Triratna, peresmian elemen-elemen kegiatan monastik Pusdiklat Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling telah rampung dilaksanakan dengan dihadiri oleh sang pemangku takhta Drepung, salah satu biara universitas monastik Tibet terbesar yang kini menjadi tempat belajar bagi 5000 orang biksu, yaitu Yang Mulia Drepung Tripa Khenzur Lobsang Tenpa Rinpoche. Momen ini sangatlah istimewa karena dihadiri langsung oleh Rinpoche yang merupakan salah satu pembimbing spiritual utama Kadam Choeling Indonesia (KCI) sekaligus salah satu guru tahbis para anggota Sangha KCI. Bahkan Rinpoche sendirilah yang menahbiskan Bhiksu Bhadra Ruci menjadi sramanera pada tahun 2000 di Biara Drepung Gomang, India.
Adapun acara ini dihadiri oleh 19 orang anggota Sangha Kadam Choeling Indonesia, 4 orang biksuni dari Sangha Agung Buddhayana Indonesia, dan 25 orang umat awam.
“Rangkaian acara dua hari ini, tanggal 22-23 Maret 2016 sangat bersejarah karena menandakan lengkapnya elemen kegiatan monastik melalui pelaksanaan Puja Api Yamantaka, pembacaan ulang Pratimoksha (sojong) bertepatan dengan tanggal 15 dalam penanggalan lunar, transmisi 16 jilid kumpulan karya Kunkhyen Jamyang Shepa dan lima teks besar filsafat Buddhis, serta debat filosofis di pusdiklat ini,” jelas Biksu Bhadra Ruci.
Kunkhyen Jamyang Shepa merupakan seorang guru besar pengarang teks pegangan utama di Biara Universitas Monastik Drepung Gomang. Adapun kelima teks besar filsafat Buddhis terdiri dari kitab Pramanavartika, Abhisamayalamkara, Madhyamakavatara, Abhidharmakosa, dan Vinaya-Sutra.
Momen bersejarah ini semakin spesial dengan keikutsertaan Sangha Biksuni dari tradisi Mahayana Dharmagupta dalam upacara sojong, yaitu upacara pengakuan pelanggaran serta pembacaan ulang sumpah-sumpah biksu dan biksuni (Pratimoksha). Kegiatan ini sangat langka karena pada umumnya Sangha Biksuni sangatlah jarang mendapat kesempatan untuk mengadakan upacara pemurnian sumpah seperti ini.
Acara ini juga diwarnai oleh kemunculan berbagai pertanda baik. Hujan mengguyur lahan pusdiklat yang telah cukup lama mengalami kekeringan. Keseluruhan acara pun berjalan lancar tanpa gangguan yang berarti.
Setahun silam, tepatnya pada tanggal 10 Januari 2015, pemutaran roda dharma pertama (Dhammacakkapavatana) oleh Yang Mulia Dagpo Rinpoche di pusdiklat ini melalui pemberian transmisi Prajnaparamita Sutra Delapan Ribu Bait, Enam Praktik Pendahuluan Silsilah Jalan Cepat, dan sadhana singkat praktik tantra Vajrabhairava menandai tonggak sejarah pertama di Pusdiklat Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling, yaitu lengkapnya ajaran sutra dan tantra yang nantinya akan dipelajari dan diwariskan di pusdiklat ini. Sedangkan, rangkaian kegiatan yang baru saja dirampungkan ini akan menjadi tonggak sejarah yang kedua, yaitu sempurnanya elemen-elemen kegiatan monastik yang nantinya akan menjadi nafas bagi pusdiklat ini.
Semoga semakin lengkap dan sempurnanya elemen-elemen yang membentuk Pusdiklat Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling menjadi pertanda baik bahwa pusdiklat ini akan terus berkembang dan dapat merampungkan aktivitasnya serta menjadi rumah bagi mereka yang beraspirasi mencapai pembebasan demi kebahagiaan semua mahkluk.(LH)