Perkenalkan, saya Naro Cahya(23).
Saya mengenal Lamrim setelah saya mengikuti program Bimbel yang dibuat oleh KCI, waktu itu kakak saya yang mengajak saya untuk bergabung dengan Bimbel KCI, kakak saya telah lebih dulu menjadi anggota KCI melalui program Bimbel juga. Bimbel ini dibimbing oleh seorang guru yang yang kerap dipanggil Suhu Bhadraruci yang mendidik saya dan semua orang di KCI dengan nilai-nilai luhur Lamrim dan Nasionalisme hingga sekarang.
Suhu itu memiliki cara mengajar yang unik, beliau selalu memakai cara yang susah dimengerti, tapi saya merasa itu selalu demi kebaikan saya. Harapan Suhu selalu 120% untuk setiap muridnya, tapi Suhu tidak pernah menuntut hasil, yang penting kita berani melangkah, menjalani dan merasakan setiap proses menuju perubahan batin yang lebih baik.
“Lakukan ini!”, “Lakukan itu!”, “Jalani Prosesnya!”, mungkin bagi kebanyakan orang terkesan menyeramkan. Tapi menurut saya orang seperti itu adalah orang yang paling tulus mengharapkan perubahan diri kita.
Setelah belajar, kebodohan lenyap, dan hidup pun berubah! Saya merasa selama kita hidup yang namanya masalah akan selalu ada. Apa reaksi dari kita terhadap semua hal yang terjadi pada diri kita yang menentukan kita bahagia atau tidak. Kualitas hati menentukan kualitas hidup, bukan kualitas materi yang menentukan kualitas hidup.
Tahun ini kita semua mendapatkan sebuah keberuntungan berupa kesempatan untuk mendapatkan pembabaran Dharma, khususnya Lamrim, di pagelaran INDONESIA LAMRIM RETREAT dengan topik Baris-baris Pengalaman. Topik ini merupakan teks Lamrim berupa puisi karya Je Tsongkhapa yang terdiri dari 29 bait. Melalui teks ini, kita dapat mempelajari intisari Lamrim yang merupakan perjalanan spiritual Je Tsongkhapa sendiri.
Topik ini akan disampaikan oleh seorang Guru yang telah membimbing komunitas KCI selama 15 tahun dan merupakan murid dari Guru Dagpo Rinpoche yaitu Guru Biksu Bhadraruci. Acara akan berlangsung mulai tanggal 24 Des 2016 s.d 01 Jan 2017.
Sarva Mangalam,
Kadam Choeling Indonesia