Komunitas Buddhis Kadam Choeling Indonesia (KCI) memainkan gamelan selonding, alat musik pengiring upacara keagamaan dari peradaban Hindu-Buddha Nusantara, dalam acara Waisak se-Jabodetabek tanggal 3–4 Juni 2023 di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Gamelan ini mengiringi doa-doa dalam bahasa Kawi dan Sanskerta yang dilantunkan oleh lebih dari 300 orang.
Suasana Waisak KCI 2023 se-Jabodetabek
Gamelan selonding sudah digunakan pada masa kekuasaan Wangsa Warmadewa (882-914 M) yang bercorak Buddha dan diduga dimainkan oleh para biksu. Raja pertama wangsa ini diyakini merupakan keturunan dari Wangsa Syailendra yang memerintah kerajaan Buddhis di Jawa dan Sumatera bernama Shri Kesari Warmadewa, juga dikenal dengan gelar “Dalem Salonding”.
“Ada jejak sejarah yang perlu diungkap kembali antara Hindu-Buddha. Ini salah satu perkembangan yang sekarang mulai direkonstruksi kembali oleh komunitas ini,” tutur I Nyoman Mariyana, dosen ISI Bali yang melatih tim selonding KCI.
Berbeda dengan gamelan jenis lain, selonding tergolong gamelan berusia tua dan terbuat dari besi sehingga bisa menghasilkan kelenturan suara yang berbeda dibanding perunggu, serta bersistem nada pelog tujuh nada. Gamelan selonding yang dimainkan di acara kali ini merupakan set utuh, replikasi dari selonding besi langka yang merupakan gamelan tertua di Pulau Bali. Saat ini, selain di KCI, set utuh hanya tersisa di dua pura di Bali, yaitu Pura Besakih dan Pura Batur.
“Gamelan sudah berkembang, tidak hanya di Bali, dan sekarang di Indonesia dan bahkan sudah mendunia. Semoga bisa terus difungsikan dalam setiap ritual dan berkembang dari satu orang, dua orang, tiga orang, dan seterusnya,” lanjut I Nyoman Mariyana.
Biksu dan umat awam memainkan gamelan selonding
Di lingkungan umat Buddha sendiri, gamelan selonding baru pertama kali hadir kembali di zaman modern pada tahun 2019, tepatnya di acara Southeast Asia Lamrim Festival yang digelar oleh KCI bekerja sama dengan Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara.
“Jadi ini kedua kalinya gamelan selonding dimainkan untuk mengiringi ritual di Jawa setelah keruntuhan kerajaan Buddha. Padahal gamelan selonding ini dulu sering dimainkan di Jawa dan Sumatra,” ujar Phoenix selaku ketua panitia acara Waisak KCI 2023.