Seluruh Ajaran Buddha Shakyamuni dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu silsilah Aktivitas Luas dan silsilah Pandangan Mendalam.
Silsilah Aktivitas Luas mengajarkan tentang metoda yang terkait dengan tahapan jalan yang harus dilatih oleh seorang Bodhisatwa untuk menjadi Buddha, secara khususnya yaitu ajaran tentang Batin Pencerahan (Bodhicita). Silsilah ini diturunkan oleh Buddha ke Maitreya lalu ke Asanga dan seterusnya hingga ke Guru Suwarnadwipa yang lalu menurunkannya kepada Guru Atisha.
Silsilah Pandangan Mendalam mengajarkan tentang hakikat dari Kebijaksanaan Transendental itu sendiri yang harus ditembus untuk mencapai Kebuddhaan. Silsilah ini diturunkan oleh Buddha ke Manjusri lalu ke Nagarjuna, Chandrakirti dan seterusnya hingga ke Guru Atisha pula.
Layaknya burung yang memerlukan dua sayap untuk terbang dengan sempurna, maka pencapaian Kebuddhaan juga bersandar pada penggabungan kedua latihan Metode dan Kebijaksanaan.
Bangsa Indonesia, khususnya Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya dan Sangha Kadam Choeling Indonesia beruntung karena mendapatkan warisan silsilah yang komplit dari kedua kelompok ajaran ini, yaitu Aktivitas Luas dan Pandangan Mendalam. Semuanya ini telah diturunkan oleh Guru Atisha hingga ke Sang Mentari Dharma Yang Berharga, Y.M. Dagpo Rinpoche, Guru Utama Sangha KCI.
Tanggal 27 Juli 2018 adalah hari yang sangat spesial karena bertepatan dengan:
Oleh karena itu, pada hari yang sangat istimewa tersebut, dan sekaligus sebagai pertanda baik pada satu hari sebelum memulai Vassa Monastiknya, Sangha Kadam Choeling Indonesia melantunkan dua teks kuno yang sangat penting yang masing-masing mewakili kedua silsilah ajaran Buddha Shakyamuni, yaitu:
Ini adalah sebuah pertanda baik bagi Indonesia dan secara khususnya Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya, yang menerima berkah melalui lantunan dua silsilah Buddha ini, layaknya Auman Singa dari Sang Penakluk sendiri.
Sarva mangalam,
Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya