Arsitek Eko Agus Prawoto berkunjung ke kantor Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara Membahas Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling

• August 24, 2016

[Rabu Biara]

Pada tanggal 15 Agustus 2016 seorang arsitek berkunjung ke kantor Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara.

Siapakah Beliau?

Beliau adalah Bapak Ir. Eko Agus Prawoto M.Arch, IAI atau biasa dipanggil Pak Eko, yang akan membantu menyusun rancangan masterplan desain arsitektur Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling.

Pak Eko lahir pada tahun 1958 di Purworejo, Indonesia. Tahun 1982, beliau meraih gelar S1 program studi Arsitektur di Universitas Gadjah Mada, selanjutnya pada tahun 1993 meraih gelar Master of Architecture di The Berlage Institute Amsterdam Working Experience. Sejak tahun 1985 beliau telah menjadi dosen program studi Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta.

Dikenal dengan aliran desain yang ekologis (Eco Design), sejak tahun 2000, Pak Eko menjadi Arsitektur di Eko Prawoto Architecture Workshop dan telah banyak menghasilkan karya-karya unik, beberapa di antaranya adalah: Gereja Kristen Indonesia di Sokaraja Jateng; Cemeti Art House di Yogyakarta; House for Butet Kertarejasa di Yogyakarta; Langgeng Art Gallery di Magelang; Cafe and Gallery for Unesco di Magelang; Telaga Sampireun Ancol di Jakarta dan masih banyak lagi.

Selain berkarya, Pak Eko juga banyak melakukan pameran sejak tahun 1999, di antaranya adalah “Cities on The Move” di Hayward Gallery London; “Art of Bamboo” di Yogyakarta; hingga pameran bertema “Do You Remember” di Art Gallery Yogyakarta. Beliau memang aktif mengikuti pameran-pameran arsitektur baik yang berada di tanah air maupun mancanegara misalnya Austria, Jepang, Korea, Singapura, Amsterdam, dan Italia.

Pada kesempatan kunjungan yang luar biasa ini, kami memberikan beberapa pertanyaan yang dijawab dengan senang hati oleh Pak Eko.

Sudah berapa lama Pak Eko tertarik dan mendalami Arsitektur Tradisional?

“Saya tertarik pada arsitektur tradisional sejak pada awalnya saya belajar arsitektur. Mungkin sejak saya mahasiswa yang kemudian semakin berkembang. Pada awalnya hanya sebagai keingintahuan saja mengingat banyak sekali ragam arsitektur tradisional di Indonesia, namun pada akhirnya apresiasi saya semakin besar karena semakin paham bahwa titik tolak arsitektur tradisional adalah karena kedekatannya dengan alam dan kehidupan. Nilai nilai inilah yang menurut saya masih relevan bagi kita sekarang.”

Alasan ketertarikan untuk terlibat dalam proyek pembangunan biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling?

“Saya merasa sangat tersanjung diberi kesempatan untuk belajar dan berbagi pemikiran dalam menggagas desain bangunan biara ini. Biara adalah salah satu fasilitas yang mempersiapkan generasi berikutnya untuk ikut memikirkan dan terlibat dalam kegiatan memperbaiki alam dan kehidupan ini. Saya sepakat dan sepemikiran dalam konsep pendekatan bagaimana kita bersikap terhadap alam dan juga kebudayaan serta aspek sosial, ini yang akan mendasari konsep desain nantinya. Diharapkan komplek biara ini juga memberikan inspirasi bagi para murid dan pengunjung berkait dengan sikap serta nilai yang dihidupi disana. Bagi saya ini juga sebagai proses pencarian bersama, berbagi serta bergumul untuk mewujudkan yang terbaik bagi wadah pendidikan ini.”

Adakah kesan pesan setelah berkunjung ke kantor Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara dan mengenal komunitas Kadam Choeling Indonesia?

“Saya sangat senang dengan staf yang masih muda muda namun penuh dengan semangat serta antusiasme dalam mewujudkan kerja besar ini. Sangat terasa juga adanya kehangatan kebersamaan yang menurut saya sangat penting dan relevan dengan persoalan kehidupan manusia sekarang ini, sebagai alternatif dari tawaran iklim kerja yang penuh persaingan dan hanya berorientasi pada pencapaian materi. Semoga staf yang muda-muda ini tetap berpikiran positif terbuka serta terus memperluas wawasan pemikiran dalam bidang apapun.”

sumber foto:

dokumentasi pribadi

http://www.housing-estate.com/