Siapa yang ingin berpenampilan cantik? Cantik itu seperti apa? Berbalutkan baju mahal dan perhiasan? Atau pakai baju seksi yang kekurangan bahan, kelihatan belahan depan dan belakang? “Celana bayi” dipakai orang dewasa? Pake bedak gincu, menor kaya ondel-ondel?
Sekarang jaman medsos mudah sekali diakses. Orang sibuk upload foto terkini. Kita sibuk juga liatin upload-an orang-orang, sibuk liat iklan dll. Kita membentuk suatu persepsi bahwa cantik itu adalah seperti yg diekspos di media pada umumnya. Kita mudah sekali termakan oleh iklan yang sebenernya bisa jadi justru mengeksploitasi perempuan. Tapi herannya itu yang diikuti.
Cantik mungkin sudah jauh dari makna kesopanan, kerapihan, kesederhanaan. Tidak juga dikaitkan dengan tingkah laku, tutur kata, bahasa tubuh. Senyuman manis, tutur kata yg lembut, tata bahasa yang sopan, berpenampilan sopan dan sederhana sudah mulai dilupakan.
Tidak heran jika kita menemukan seorang ABG memakai baju minim melakukan tindakan yang tak sepantasnya dan juga bicara dengan kasar, membentak orang tuanya. Kenapa demikian? Itu karena lingkungan yang mencontohkan demikian. Itulah konsep yang telah dibentuk oleh dunia pergaulannya.
Perkembangan jaman seharusnya tidak mengerus nilai-nilai budaya luhur yang telah diterapkan oleh nenek moyang kita. Jangan bilang “Budaya timur itu jadul, budaya baratlah yang lebih unggul.”. Kita seharusnya bisa mengambil nilai-nilai positifnya. Marilah kita lestarikan nilai-nilai tersebut. Cantik itu sopan, cantik itu santun, cantik itu lembut, dan cantik itu penuh kasih sayang.
Manajemen Alur Hidup