Retret Istadewata Awalokiteswara Sebelas Wajah Seribu Tangan

  • November 13, 2017

“Retret ada dua jenis. Satu adalah retret perenungan misalnya Lamrim, kemudian satu lagi adalah retret istadewata yang biasanya melakukan pengumpulan mantram. Retret istadewata adalah retret tantra. Jadi di sini dianggap kalian sudah lulus topik-topik Lamrim. Dan semua itu dibawa ke sini. Tantra itu hanyalah sebuah metode, cara memasak. Bahannya harus ada dulu, yaitu topik-topik Lamrim. Kalau tidak ada bahan, masuk tantra, bisa-bisa kalian gosong!

Di dalam Gelug, kita diajarkan untuk melakukan 4 mindfulness. Itu semua harus diterapkan dalam retret ini. Samatha harus dipertahankan dan sekaligus senantiasa mindful. Kalian bangkit sebagai istadewata dan harus mindful terhadap semua karakteristik sang istadewata sampai ke detil terkecil seperti perhiasannya sekalipun. Kemudian pertahankan visualisasi bahwa ini semua adalah mandala istana sang istadewata, ada berapa pintu, berapa tangga, ada panji kemenangan, umbul-umbul, pohon pengabul harapan, pilar terbuat dari permata dsbnya. Mindful terhadap Guru Spiritual. Kemudian yoga makan, yoga mandi, bahkan yoga tidur. 24 hour mindfulness! Ini adalah praktik tingkat tinggi dan sangat sulit.

Nikmati momen ini, nikmati perasaannya. Jadi retret ini tidak perlu mengejar waktu. Hp semua disita dan ditahan. Tidak usah pikir yang lain. Mau pulau Lombok tenggelam sekalipun, biarkan saja. Nanti keluar baru pikirkan. Toh kalau mau terjadi ya kalian juga tidak bisa apa-apa. Paling-paling hanya bisa nangis saja. Lebih penting sekarang fokus dengan apa yang perlu kalian lakukan terhadap hidup yang amat berharga ini.”

~ Y.M. Biksu Bhadra Ruci

Pada tanggal 18 Oktober 2017 yang penuh berkah, 12 orang anggota Keluarga Kadam Choeling Indonesia memasuki Solitary Retreat yang dilakukan secara komunal, di Malang, secara khususnya yaitu Retret Istadewata Awalokiteswara 11 Wajah 1000 Tangan.

Perkiraan selesai retret: +/- 20 hari.

Kemudian retret akan ditutup dengan Agni Hotra di Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya.

Mari kita turut bermudita atas aktivitas yang luar biasa bajik ini. Kita perlu salut dengan 12 orang ini yang menunjukkan komitmennya terhadap praktik spiritual, meskipun sudah punya anak, istri/suami, pekerjaan penting di kantor dan sebagainya, namun tetap akhirnya berhasil menyisihkan waktu untuk melaksanakan retret yang sangat serius ini.

Kita juga perlu mendedikasikan energi kebajikan yang sangat luar biasa ini untuk menjaga Keluarga Kadam Choeling Indonesia, menjaga Buddhadharma dan khususnya mnjaga keselamatan dan keutuhan bangsa Indonesia ini, semuanya demi kita semua senantiasa memiliki faktor-faktor kondusif yang mendukung praktik kita untuk mencapai Kebuddhaan lengkap sempurna demi memberi manfaat kepada semua makhluk.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga sudah cukup serius menapaki jalan praktik Anda? Atau masih mau menunda-nunda?

Mari kita renungkan sambil menunggu pengumuman jadwal dan pembukaan pendaftaran retret istadewata angkatan berikutnya.