MAWAS DIRI DAN MENGUMPULKAN KEBAJIKAN DI DALAM VASSA

  • November 13, 2017

Tradisi Vassa ataupun terkadang dikenal dengan istilah Retret Musim Hujan sudah dimulai dari zaman Sang Buddha Sakyamuni 2500 tahun yang lalu.
Dalam masa retret ini, biasanya para biksu Sangha akan menetap di sebuah tempat (biara) kemudian melakukan berbagai aktivitas menghimpun kebajikan dan kebijaksanaan.

Apa saja aktivitas yang dilakukan oleh para biksu Sangha Kadam Choeling Indonesia di Vassa tahun ini?

Para biksu setiap hari melakukan aktivitas kolektif maupun pribadi yang semuanya diarahkan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kelahiran sebagai manusia yang sangat berharga yang sudah diperoleh ini.

Biasanya aktivitas kolektif mereka dimulai dari jam 6 pagi dengan puja bersama. Kemudian akan ada kerja bakti bersama, menghapal teks, merenung dan memeditasikan Lamrim, ataupun mempraktikkan sadhana. Kerja bakti yang dilakukan antara lain bercocok tanam, bersih-bersih, memasak, dan termasuk membantu beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan sehubungan dengan proyek pembangunan Pusdiklat, antara lain menghiasi dinding interior Rumah Penyimpanan Stupa, konsultasi pembangunan Kuti, dan sebagainya.

Para samaneri, setiap hari melakukan puja bersama, pengumpulan mandala, membersihkan hall, belajar dan merenungkan Lamrim, kebaktian bersama umat awam, serta berbagai aktivitas pribadi lainnya. Praktik purifikasi juga dilakukan untuk memurnikan kesalahan-kesalahan lampau agar dapat selalu berjodoh dengan Buddhadharma. Agar mendapatkan suasana yang kondusif, beberapa bahkan menjalankan tapa bisu untuk menghindari ucapan tak berguna dan klesha-klesha yang mungkin muncul.

Sementara itu beberapa samanera juga menjalankan retret Kriya Tantra Istadewata Mahakarunika Awalokiteshwara 11 Wajah 1000 Tangan. Retret ini dijalani dengan mempraktikkan meditasi istadewata serta pengumpulan mantram om mani padme hum sebanyak 4 sesi setiap harinya.

***********

“Adalah lebih baik seseorang menelan gumpalan besi merah membara bagaikan api, daripada memakan dana makanan yang dipersembahkan orang, jika orang tersebut tidak memiliki moralitas (sila) dan tidak terkendali batin, ucapan dan tindakannya.”

~ Dhammapada 308

Sangha Monastik Kadam Choeling Indonesia, pada hari yang penuh berkah, 7 Agustus 2017, telah mulai memasuki hari pertama Vassa Perdana mereka di Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya.

Semenjak terbentuk di 2010, Sangha Monastik Kadam Choeling Indonesia, belum pernah sekalipun melakukan vassa mereka di Indonesia dikarenakan keterbatasan tempat, sehingga mereka biasanya melakukannya di India.

Meskipun tempat yang tersedia masih sangat sederhana, Aula Avalokitesvara masih setengah rampung dan dengan persembahan makanan yang sederhana dari para umat perumah tangga, akhirnya sebuah tonggak sejarah Buddhadharma kembali ditegakkan di bumi Nusantara ini.

Tonggak sejarah bahwasanya, silsilah otentik Nusantara, Silsilah Emas Guru Suwarnadwipa dari Swirijaya, berhasil dihidupkan dan disambungkan kembali ke bumi Nusantara ini. Institusi kebiksuan yang mewakili silsilah ini pun bisa kembali hidup dan beraktivitas secara komplit di Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya, Malang Jawa Timur.

Mari turut bermudita dan turut mendukung aktivitas positif di Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya.

Cara berkontribusi:
Transfer ke
BANK CENTRAL ASIA NO. 5170882999
A.N. YAYASAN WILWATIKTA SRIPHALA NUSANTARA

Konfirmasi setelah transfer:
Call Center Kadam Choeling Indonesia
(+62815 7321 0000)

Pilihan jumlah donasi:
1. Jina Putra 1 : Rp 250.000
2. Jina Putra 2 : Rp 1.000.000
3. Jina Putra 3 : Rp 2.500.000

Dana akan digunakan untuk berbagai aktivitas bajik, yaitu khususnya:
Menutupi biaya vassa Sangha Monastik KCi di Pusdiklat selama 45 hari, termasuk: transport, dana makan, offering, puja, retret istadewata dan agnihotra.

Dan kelebihan dana untuk selanjutnya juga akan dialokasikan dalam berbagai aktivitas yang tidak kalah bajiknya yaitu sebagai berikut:

  • Pembangunan fasilitas pendukung hidup para Sangha Monastik maupun infrastruktur lainnya di dalam kompleks Pusdiklat;
  • Program Studi Penerjemah (Lotsawa) untuk membantu program pendidikan Sangha dan penerjemahan buku;
  • Program Manajemen Alur Hidup yang antara lain bertugas untuk membantu kesejahteraan hidup para biksu Sangha.

Sebagai tanda apresiasi, para Donatur yang bermurah hati akan mendapatkan Blessing Bracelet (untuk donatur Jina Putra 1), mala rudraksha (untuk donatur Jina Putra 2) atau patung tsatsa Sang Raja Dharma Je Tsongkhapa Yang Mulia (untuk donatur Jina Putra 3), yang mana akan didoakan oleh para biksu Sangha selama 45 hari masa vassa mereka.

Karena pikiran adalah pelopor dan motivasi adalah yang paling penting, maka tentu saja aktivitas berdana akan jauh lebih bermanfaat apabila didasari oleh pikiran bajik dan motivasi serta aspirasi yang mulia yaitu untuk pencapaian Kebuddhaan demi menolong semua makhluk.

Dan dukungan juga tentu saja pula tidak semata-mata dapat diberikan dalam bentuk materi saja, doa dan dedikasi juga akan sangat membantu dalam menjaga keberlangsungan Triratna di dalam hidup kita yang terombang ambing oleh samudera samsara ini.

Sarva manggalam,
Panitia Pembangunan Pusdiklat