Puja Tolak Bala

Puja Tolak Bala

  • Posted In
  • June 16, 2014
  • PAUL LAZARIUS
  • Biara Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling
  • 2 Likes

  • -
  • 2015-03-20 - 2015-03-22

Ciong lebih kurang adalah klesha itu sendiri, yang darinya kita mengumpulkan karma dan dari sanalah kemudian datang berbagai musibah atau bala yang bersesuaian dengan karma kita. Sumber dari semua klesha ini adalah sikap mementingkan diri sendiri, sikap merasa diri lebih penting, lebih baik, lebih mulia. Inilah sumber semua derita nestapa dalam hidup kita. Senada dengan ini, Yang Mulia Gyelse Tokme Sangpo berkata, “Segala macam bentuk penderitaan dihasilkan dari sikap mengejar kebahagiaan diri sendiri.” Dengan demikian, kita mengenali sejelasnya apa itu ciong dan apa yang sebenarnya akan kita tolak dalam puja 19 hingga 23 Februari nanti. Yang ditolak adalah klesha kita, terutama sifat mementingkan diri sendiri serta penderitaan akibat buah karma kita.

Tidak hanya klesha yang akan kita halau dalam puja lima hari nanti, namun juga penghalang lainnya yang merintangi praktik spiritual kita dalam rangka mencari kebahagiaan sejati. Ringkasnya, semua halangan dalam bentuk empat mara akan kita tolak dengan bertumpu pada praktik-praktik persembahan, pelafalan teks-teks puja, dan cara-cara lainnya. Tahun 2014 kali ini, secara khusus kita akan melafalkan teks “Permata Keberuntungan Upacara Empat Ratus Persembahan Pengumpul Semua Kemakmuran dan Kesejahteraan serta Pelenyap Semua Halangan”. Melalui puja tersebut, kita mengundang dan membuat persembahan kepada keempat Mara pengacau, yaitu Pasukan Dewa Mara, Mara Kekotoran Batin, Mara Skandha, dan Mara Raja Kematian. Persembahan yang unik pada puja ini adalah empat ratus buah persembahan, yang terdiri dari seratus buah tsa-tsa, seratus buah pelita, dan dua set persembahan lainnya yang masing-masing juga sejumlah seratus.

“Guru yang tak terpisahkan dari Pelindung,
dengan rasa hormat aku berlindung padamu.
Semoga aku bisa menghilangkan semua klesha
semua makhluk tanpa kecuali.

Pelindung yang tak terpisahkan dari Guru,
dengan rasa hormat aku berlindung padamu.
Semoga aku bisa menghilangkan semua halangan
semua makhluk tanpa kecuali.”

Sangat baik tentunya jika kita bisa membangkitkan motivasi agung yang demikian selama puja nanti, karena sungguh berlimpah nilai kebajikannya. Di sisi lain, kita juga senantiasa mengingat guru spiritual yang senantiasa melindungi dan memberkahi kita dengan berbagai cara.

Semoga kebajikan yang akan kita himpun menjadi sebab umur panjang Yang Mulia Dagpo Lama Rinpoche. Semoga aktivitas dharma Beliau dan para guru spiritual meluas dan bertahan selamanya, khususnya di Bumi Nusantara, Indonesia. Akhir kata, selamat menghalau mara, menolak bala derita diri sendiri dan sejumlah makhluk hidup tak terhingga.