Cerita awal dari upacara ini adalah sebagai berikut : “Dahulu ketika Buddha Sakyamuni berdiam di kediaman Surga Tavatimsa, di istana Dewa Sakra. Dewa Sakra yang duduk di takhta permata pada saat itu dipenuhi oleh segala macam kebahagiaan, kenikmatan, dan kekayaan. Terdorong oleh kondisi karma sebelumnya yang tiba-tiba matang secara bersamaan, mara kematian, mara skandha, mara klesha, mara putra dewa, kumpulan bala tentara keempat mara tiba-tiba menekan Raja para Dewa. Dewa Sakra pun berada dalam kegelapan. Mara kematian menangkap sang raja, sehingga raja tersiksa berat dalam derita tanpa kebahagiaan. Demi menghilangkan tindakan keempat mara tersebut, Pemimpin Sakya datang melindungi. Bhagawan Penakluk Sakyamuni, demi memberi manfaat pada para pengembara, bersamadhi dan secara ajaib menciptakan manifestasi mandala besar setelah mengumpulkan empat ratus substansi persembahan kepada keempat mara yang berdiam di empat alam arupadhatu. Setelah memancing mara dengan kail welas asih dengan mempersembahkan empat ratus persembahan, Dewa Sakra, Raja para Dewa, pun terbebaskan dari derita.”
Demikianlah upacara empat ratus persembahan yang akan kita lakukan, yang efektif untuk menaklukkan keempat mara serta halangan yang mereka timbulkan, entah itu mimpi buruk, sakit, gangguan roh jahat, perselisihan panjang, perbintangan buruk, kesurupan, dan lain sebagainya.
Upacara ini dijelaskan dalam tiga bagian: pendahuluan, bagian utama, dan penutup. Bagian pendahuluan upacara adalah menyiapkan perlengkapan upacara, utamanya adalah empat ratus persembahan yang merupakan empat set masing-masing berjumlah seratus. Masing-masing set terdiri dari persembahan tsa-tsa, persembahan pelita, persembahan adonan orang-orangan, dan persembahan adonan makanan surgawi, serta berbagai torma atau sesajen lainnya. Empat ratus persembahan tersebut, bersama dengan persembahan lainnya, ibarat sesajen ‘tebusan’ bagi keempat mara. Kita menebus kemakmuran, kondisi baik, dan berbagai kebahagiaan yang mereka ‘culik’ dari kita.
Sesiapnya seluruh persembahan untuk upacara, kita masuk pada bagian utama. Diawali dengan berlindung pada Triratna dan Istadewata sebagai pelindung kita selama upacara ini berlangsung, sekaligus jaminan kesuksesan kita dalam menenangkan keempat mara pengganggu. Setelah itu, kita mengundang keempat mara untuk hadir bersama kita dalam upacara ini, untuk tinggal sampai tuntasnya ritual yang kita lakukan. Lalu, tibalah saat kita menyerahkan tebusan berupa persembahan yang telah diberkahi untuk masing-masing dari keempat mara.
Pada tahap ini, kita sebagai penyumbang dana, bayangkan menyerahkan tebusan tersebut kepada mara beserta rombongan yang menyertainya. Untuk mara putra dewa, kita menyerahkan tebusan yang diterima oleh mara sehingga menghilangkan 1080 jenis penghalang, 360 jenis penyakit dari roh-roh jahat, 720 kecelakaan mendadak, dan 404 jenis penyakit. Kepada mara klesha, kita persembahkan tebusan untuk menghilangkan kegelapan ketidaktahuan, dan ucapan serta pikiran tak bajik dapat dibersihkan. Kepada mara kematian, kita bayangkan tebusan yang kita berikan bertukar dengan orang yang sakit, baik diri kita atau orang lain. Lalu persembahan kepada mara skandha, kita dedikasikan untuk menghilangkan penghalang-penghalang yang menyebabkan kematian mendadak.
Yang utama dalam tiap kali persembahan tebusan tersebut adalah bahwa Penakluk Sakyamuni serta Kebenaran Agung senantiasa memberkahi kita sehingga tebusan kita pastilah diterima. Untuk semakin menguatkan persembahan ini, untuk menaklukkan mara dengan tuntas, kita mengajukan permohonan kepada para Pelindung Dharma agar tebusan diterima oleh mara dan tidak lagi menimbulkan bahaya apa pun kepada kita.
Tibalah saatnya, setelah keempat mara menerima persembahan kita, tebusan kita, persembahan dan berbagai torma tebusan dibawa keluar dari ruangan upacara untuk dibuang ke empat penjuru. Seraya tebusan dibuang, maka terhalau pula pikiran dan tindakan jahat dari pihak lain, serangan sihir dan belati, kekuatan jahat, mantra dan sihir berbahaya, kutukan, pertanda buruk, tahun sial, bulan sial, hari sial, dan sebagainya. Keempat mara kemudian kembali ke kediaman asal mereka, sementara kita mendoakan keempat mara agar punya hati yang penuh cinta kasih, tidak lagi menyakiti makhluk hidup.
Bagian penutup dari upacara ini, adalah bersama-sama mendedikasikan kebajikan yang kita himpun bersama demi kepentingan dharma dan semua makhluk. Demikianlah sinopsis Ritual Empat Ratus Persembahan, upacara yang diperuntukkan menghalau bahaya empat mara yang disusun oleh Petapa Sakya Sonam Gyatso, dirampungkan. Sarva manggalam. [TK]