Saya hendak menyapa Anda semua, baik yang langsung hadir di sini maupun yang mendengarkan dari jauh di mana pun Anda berada. Saya menghargai Anda semua yang telah menunjukkan minat dan ketertarikan untuk mendengarkan ajaran Mahayana dari Buddha. Kenyataan bahwa Anda semua sudah bisa hadir di sini, misalnya ada yang hadir tahun lalu dan masih tetap bisa hadir pada tahun ini, merupakan pertanda akan keberuntungan dan karma baik.
Anda yang mengikuti sesi seperti ini tahun lalu, kalau misalnya tidak direnungkan baik-baik, barangkali Anda berpikir wajar-wajar saja bahwa Anda masih bisa datang ke sini tahun ini. Tapi, tentu saja, tidak ada jaminan sama sekali bahwa orang yang ikut tahun lalu pasti bisa ikut tahun ini. Segala sesuatu bisa saja terjadi yang menjadi penghalang atau rintangan sehingga Anda yang datang ke sini tahun lalu tidak bisa datang lagi tahun ini.
Banyak hal yang bisa terjadi sehingga tidak ada jaminan sama sekali seseorang yang datang ke sini tahun lalu serta-merta mendapatkan kepastian dia bisa datang lagi tahun ini. Saya rasa banyak orang yang tahun lalu datang tapi tahun ini tidak bisa datang karena berbagai alasan. Ada banyak hal yang bisa terjadi dan bisa menimpa siapa saja, bisa menimpa pada Anda, pada saya, pada siapa pun.
Kalau pun halangan dan rintangan tidak terjadi dan Anda semua ternyata sudah berada di sini, yaitu mengikuti sesi ajaran di Swiss ini, maka itu merupakan pertanda baik akan keberuntungan dan karma baik besar yang masih Anda miliki.
Kita tidak memiliki banyak waktu di sini karena sesi ini merupakan sesi yang tergolong singkat. Walau demikian, kita harus berupaya untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar sesi yang singkat ini bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna. Penting sekali kita memanfaatkan seberapa pun waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.
Gunakanlah setiap waktu yang kita miliki dalam sesi-sesi ini untuk memastikan terjadi perkembangan ke arah yang lebih baik. Yang paling minimal yang bisa kita lakukan adalah memastikan terjadi perkembangan di dalam cara berpikir kita pada waktu di antara sebelum kita datang ke sini dan setelah nanti kita selesai dari sesi ini.
Jadi, kita di sini hanya memiliki waktu yang singkat karena sesi ajaran berakhir besok. Tetap saja, walaupun singkat, mari kita gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Kita bisa berupaya agar kemarahan, kebodohan batin, dan kecemburuan berkurang pada periode waktu ini. Lakukanlah hal-hal yang mesti dilakukan agar kebiasaan-kebiasaan buruk ini bisa dikurangi.
Prinsip yang sama berlaku untuk kualitas-kualitas baik. Gunakan kesempatan ini untuk memperkuat kualitas-kualitas seperti cinta kasih, welas asih, upaya bersemangat, kemampuan untuk memusatkan perhatian pada objek tertentu, kesabaran, dan kebijaksanaan kita.
Terkait dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini kita miliki, tentu saja kita tidak bisa membuangnya hanya dalam waktu sekejap. Apa yang bisa dilakukan dan inilah yang saya dorong Anda semua untuk mengupayakannya adalah mengurangi kemunculan sifat-sifat buruk itu dan mengurangi intensitas atau kekuatannya. Ini adalah sesuatu yang bisa dilakukan dan Anda semua memiliki kemampuan untuk melakukannya, dan ini bisa dilakukan sekali pun dalam periode singkat seperti ini.
Untuk bisa mengurangi dan memperlemah sifat-sifat buruk, yang pertama sekali harus diupayakan adalah mengenali faktor-faktor negatif tersebut ketika mereka telah muncul di dalam batin. Kita hanya bisa berupaya memperlemah faktor-faktor negatif kalau kita sudah bisa mengenalinya. Dengan kata lain, kita harus tahu apa yang sedang dan senantiasa terjadi di dalam batin kita sendiri.
Tentu saja kalau ada di antara Anda yang hadir di sini merupakan praktisi agung yang telah mencapai realisasi, maka apa yang saya jelaskan ini tidak berlaku bagi para makhluk agung tersebut. Yang saya tujukan hanyalah kepada orang-orang biasa yang masih memiliki klesha dan belum merealisasikan atau mencapai realisasi jalan spiritual.
Selain itu, barangkali di antara yang hadir di sini ada yang bukan buddhis. Apakah ada non buddhis di sini?
Bagi Anda pendatang baru, yaitu para pemula pada tahapan jalan ini, secara umum ada enam klesha akar dan dua puluh klesha sekunder. Ini adalah faktor-faktor negatif yang ada di dalam batin semua makhluk biasa.
Beberapa faktor negatif ini mudah untuk dikenali, misalnya kemarahan, kecemburuan/ iri hati. Sebagai contoh, kita semua di sini bisa memeriksa batin kita sekarang juga untuk mengenali apakah faktor negatif ini muncul dalam batin saat ini. Saya rasa kecil kemungkinan. Apakah ada di antara Anda sekalian yang saat ini merasa marah? Saya rasa tidak ada.
Walaupun Anda tidak sedang dalam kondisi marah saat ini, tapi bukan berarti di dalam batin Anda tidak ada klesha kemarahan sama sekali. Klesha kemarahan ini masih ada dan tersimpan di dalam batin Anda. Seandainya saat ini ada orang yang melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai atau tidak setujui sama sekali, atau orang itu mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan, bahkan kata-kata kasar yang menusuk, maka Anda pasti merasa tidak nyaman, bahkan bisa jadi tersinggung atau marah. Mengapa bisa demikian? Semata-mata karena Anda masih memiliki klesha kemarahan yang tersimpan dalam bentuk potensi di dalam batin.
Contoh kasus lain, misalnya ada seseorang yang datang melabrak Anda di tengah-tengah banyak orang seperti ini dan serta-merta melontarkan kata-kata, “Kamu seorang idiot! Tidak punya otak sama sekali.” Saya rasa Anda pasti kurang nyaman dengan kondisi seperti itu, bahkan bisa marah. Itu merupakan bukti bahwa Anda masih memiliki klesha kemarahan di dalam batin.
Jika seseorang telah menghilangkan klesha kemarahan sama sekali, maka tak peduli apa pun yang dilontarkan oleh orang-orang, maka ia tidak akan terpengaruh sama sekali. Bahkan seandainya seluruh orang di dunia ini mengatakan dirinya adalah seorang idiot, itu tidak akan berpengaruh dan berdampak apa-apa.
Jadi, kalau Anda sekarang tidak marah, semata-mata karena kondisi eksternal tidak sampai memicu kemarahan Anda untuk timbul. Kemarahan kita ibarat seseorang yang sedang tertidur. Biasanya kalau seseorang tertidur ia berada dalam kondisi tidak sadar, tapi kalau dibangunkan maka orang itu akan terbangun. Sama halnya, kalau seseorang membangunkan kemarahan kita, maka kemarahan itu akan muncul.
Tadi di awal saya memberikan contoh kondisi eksternal ketika seseorang tiba-tiba datang mengatakan sesuatu yang buruk tentang Anda, maka mungkin saja serta-merta Anda menjadi marah. Dengan kata lain, kemarahan Anda meledak. Dalam kondisi Anda yang masih memiliki klesha kemarahan, maka apa yang mungkin dilakukan saat ini bukanlah melenyapkannya sama sekali, tapi yang bisa dilakukan adalah mengendalikan kemarahan dan berusaha menghindari agar kemarahan tidak sampai muncul.
Anda semua sepenuhnya memiliki kemampuan untuk melakukannya, yaitu berupaya mengendalikan faktor-faktor yang bisa memicu timbulkan klesha. Munculnya klesha bisa terjadi karena dua faktor, yaitu kondisi eksternal dan kondisi internal. Untuk kondisi internal juga terbagi menjadi dua, yang satu adalah kondisi eksternal yang pada saat ini belum banyak yang bisa kita lakukan, dan yang lainnya lagi adalah kondisi eksternal yang bisa kita lakukan sesuatu.
Jadi, secara keseluruhan ada tiga faktor yang memicu timbulnya klesha, yaitu 1) kondisi eksternal, 2) kondisi internal yang belum bisa kita upayakan, dan 3) kondisi internal yang bisa diupayakan. Kondisi internal yang belum bisa diupayakan merujuk pada benih atau potensi klesha yang pada kondisi dan kemampuan kita saat ini belum banyak yang bisa kita lakukan. Kondisi internal yang bisa diupayakan, misalnya terkait klesha kemarahan, adalah faktor yang disebut perhatian yang keliru. Perhatian yang keliru ini merupakan sikap yang keliru yang bisa kita lakukan sesuatu padanya.
Kembali pada contoh kondisi apabila ada seseorang yang tiba-tiba datang melabrak kita dan mengucapkan kata-kata yang amat kasar di hadapan banyak orang, barangkali Anda berpikir, “Berani-beraninya orang ini mengatakan hal tersebut kepadaku di depan orang banyak seperti ini. Kalau dia mengucapkannya dalam kondisi berdua pun sudah sangat buruk, apalagi sampai di depan umum seperti ini.” Itu adalah contoh pikiran keliru dan ini lah sesuatu yang bisa kita hindari.
Selain pikiran keliru seperti itu, kita juga bisa menghindari kebiasaan buruk mengenang hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu. Misalnya kita mengingat-ngingat “Si itu mengucapkan hal-hal buruk padaku tahun lalu dan tahun ini dia kembali melakukan hal yang sama lagi.” Reaksi-reaksi seperti ini bisa saja terjadi dan kalau misalnya kita bisa berhati-hati untuk memeriksa pikiran kita dan mengendalikannya, maka kita bisa mencegah munculnya klesha.
Kalau sudah muncul pikiran-pikiran keliru seperti itu, bukannya membiarkan pikiran-pikiran itu berkembang ke mana-mana, maka yang bisa kita lakukan adalah menghentikannya. Jika kita mampu menghentikan pikiran yang keliru ini, berarti kita sudah menghentikan satu faktor yang memicu timbulnya klesha. Karena satu faktornya tidak ada, maka klesha tidak bisa muncul karena munculnya klesha membutuhkan kehadiran ketiga faktor sekaligus.
Berikutnya, kalau kita memang ingin menghindari respon negatif seperti itu, yang terbaik tentu saja kalau respon negatif tidak muncul sama sekali, tapi kalau sudah muncul, kita harus cepat-cepat menerapkan penawarnya, dimulai dengan merenungkan alasan-alasan mengapa jangan sampai klesha muncul, bagaimana munculnya klesha akan menyakiti dan membahayakan diri sendiri. Jika pemahaman tentang bagaimana munculnya klesha serta akibat-akibat negatif yang ditimbulkannya sudah didapatkan, akan lebih mudah bagi seseorang untuk mengendalikan segala bentuk pemikiran keliru yang berujung pada munculnya klesha.
Contoh yang dibahas di atas terkait dengan klesha kemarahan, tapi prinsip dasar yang sama berlaku untuk semua klesha, termasuk kemelekatan dan semua klesha lainnya. Mari kita ambil contoh klesha kemelekatan. Kondisi eksternal yang memicu timbulnya kemelekatan adalah hadirnya sebuah objek yang kita anggap menarik atau memikat. Objek yang menarik ini bisa berupa benda mati atau bisa juga makhluk hidup. Ketika kita pertama sekali bertemu dengan objek ini, respon pertama kita mengatakan bahwa objek ini menarik, bagus, cantik, dan sebagainya. Sampai di sini tidak ada yang salah, tapi yang menentukan adalah apa yang terjadi selanjutnya. Jika objek yang dianggap menarik itu telah memicu timbulnya klesha kemelekatan, maka Anda harus bisa menyadari kekeliruan yang sedang terjadi tersebut.
Ketika kita melihat suatu objek yang kita anggap menarik, pada saat itu mungkin klesha kemelekatan belum muncul. Tapi, kalau kita sudah menambahkan perhatian yang keliru, misalnya merenungkan berulang-ulang pada aspek yang kita anggap menarik dan terus-menerus memusatkan perhatian pada aspek yang dianggap menarik tersebut, maka akan muncul pemikiran ingin membeli, ingin mendapatkan, ingin memperoleh, dan seterusnya.
Contoh nyatanya misalnya ketika Anda sedang berada di pusat perbelanjaan dan sedang melihat-lihat bagian pakaian. Ketika mata Anda bertemu dengan pakaian yang dianggap menarik, maka dalam benak Anda muncul pemikiran, “Oh baju ini bagus.” Lanjut, Anda pun mulai menyentuh-nyentuh bahan baju untuk merasakan bahan pembuatan baju. Berikutnya, Anda melihat potongan baju, desainnya, dan lain sebagainya, yang merupakan proses mencari-cari keunggulan dari baju yang dianggap bagus atau menarik tersebut.
Pemikiran-pemikiran yang muncul dalam kasus di atas adalah contoh pemikiran-pemikiran keliru, yang belum merupakan klesha. Akan tetapi, pemikiran-pemikiran seperti itu mendorong munculnya klesha. Mereka berkontribusi bagi kemunculan klesha di dalam batin, yaitu klesha kemelekatan yang ingin memiliki objek tersebut.
Seperti apa yang namanya kemelekatan itu? Bagaimana bentuknya? Kemelekatan adalah perasaan tidak ingin berpisah dari suatu objek yang Anda anggap menarik. Anda tidak ingin orang lain memilikinya. Anda ingin memilikinya sendiri, membelinya, menjadi pemilik dari objek tersebut. Anda melekat padanya, batin Anda lengket pada objek kemelekatan itu. Itulah gambaran dari apa yang dimaksud dengan kemelekatan.
Ketika Anda mencari-cari kualitas unggul dari sebuah objek, batin Anda akan berpikir, “Wow! Ini betul-betul bagus.” Kalau sudah sampai pada pemikiran seperti itu, maka Anda sebenarnya bisa merenung dengan cara seperti ini: “Baiklah, barang ini memang bagus, tapi ia tidak bisa bertahan untuk selama-lamanya. Barang ini akan menjadi tua dan usang. Sekarang mungkin saya suka warna ini, tapi besok-besok barangkali saya tidak suka warnanya sama sekali. Bahkan saya juga tidak suka dan tidak ingin lagi memilikinya.” Perenungan seperti ini bisa menghentikan nafsu keinginan yang kemudian mencegah timbulnya klesha.
Ketika saya menjelaskan seperti ini, barangkali di antara Anda ada yang berpikir mengapa harus demikian. “Apakah kami tidak boleh bersenang-senang sama sekali?” “Tidak bisakah kami menikmati sesuatu yang menyenangkan?” Kalau berdasarkan penjelasan di atas, berarti seolah-olah segala sesuatu yang menyenangkan itu dilarang.
Jawaban yang bisa saya berikan terhadap pertanyaan Anda adalah sebagai berikut. Pertama-tama, kalau kita merenungkan sebuah objek yang menarik dari sisi ketidak-kekalannya, artinya sebuah benda tidak bisa bertahan selama-lamanya, ia pada akhirnya menjadi tua dan usang, maka ini bukanlah sesuatu yang direkayasa atau dibuat-buat. Justru ketidak-kekalan sebuah objek adalah sifat alami segala sesuatu–ketidakkekalan bukanlah konsep yang keliru. Yang kedua, seandainya seseorang sampai memunculkan kemelekatan, itu bukanlah sebuah kebahagiaan yang sejati. Barangkali ada semacam sensasi yang menyenangkan yang muncul dari kemelekatan, tapi sensasi seperti itu bukanlah sesuatu yang berguna.
Bentuk kesenangan yang timbul dari situasi atau keadaan yang masih terkait dengan klesha, yang kita anggap sebagai kebahagiaan, sebenarnya bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya. Kesenangan seperti itu mengalami perubahan dan bisa lenyap karena merupakan fenomena tidak kekal. Perlahan tapi pasti bentuk-bentuk kesenangan seperti itu akan melemah hingga lenyap sama sekali.
Katakanlah kesenangan yang didapatkan ketika membeli sepotong baju baru. Barangkali kalau Anda beruntung kesenangan ini bisa bertahan selama beberapa hari, tapi yang pasti ia tidak akan bertahan terus hingga bertahun-tahun lamanya, karena memang bukan demikian sifat dasar yang dimiliki oleh kesenangan seperti ini.
Contoh di atas terkait kemelekatan pada objek eksternal, sesuatu yang berada di luar diri kita sendiri. Saya bisa memberikan contoh sesuatu yang internal, yang ada di dalam diri setiap orang. Yang paling mudah adalah tubuh atau perawakan kita sendiri, atau apa pun jenis kualitas yang kita anggap kita memilikinya. Ini semua juga bisa merupakan objek kemelekatan kita. Bisa saja suara kita, misalnya suara vokal kita ketika sedang bernyanyi. Bisa juga kualitas pengetahuan atau wawasan yang kita miliki–apa saja yang kita anggap sebagai kualitas unggul yang kita miliki. Kita bisa melekat pada semua yang kita anggap sebagai kualitas unggul tersebut.
Tadi saya menyebutkan tentang tubuh atau perawakan jasmani kita sendiri, misalnya mencakup aspek apa pun dari penampilan jasmani kita. Contohnya, model rambut. Ada yang rambutnya pendek, ada yang panjang, dan lain sebagainya. Tiap orang bebas memilih model rambut seperti apa yang dikehendakinya. Kadang-kadang kalau sedang melihat model rambut sendiri, itu bisa saja memberikan perasaan menyenangkan yang memberikan kepuasan tersendiri. Kalau sudah demikian, tanyakanlah kepada diri sendiri. Apakah itu termasuk bentuk perhatian yang keliru? Apakah itu bisa memicu timbulnya klesha kemelekatan terhadap jasmani kita sendiri atau tidak?
Contoh lain misalnya berpakaian. Ada saatnya ketika kita sedang berpakaian, ditambah dengan menata model rambut, kemudian memandang diri sendiri di hadapan sebuah kaca. Kita memperoleh gambaran atas penampilan kita sendiri yang bisa menimbulkan kepuasan. Kita membatin, “Wah, hari ini boleh juga penampilanku.” Bukankah demikian yang selama ini Anda rasakan?
Apa yang dijelaskan tadi adalah sesuatu yang terjadi, barangkali terjadi setiap hari. Orang-orang senang melihat dirinya sendiri. Buktinya hampir semua orang senang melihat pantulan diri sendiri kapan pun berjalan melewati sebuah kaca, apalagi zaman sekarang banyak orang yang membawa kaca sendiri. Dengan membawa kaca ke mana-mana, seseorang bisa memeriksa penampilannya setiap saat. Mengapa begitu? Mengapa orang-orang senantiasa mengecek penampilannya? Kan tidak ada yang berubah dengan penampilan kita ketika berkaca dengan momen sebelumnya. Pada dasarnya penampilan kita hampir sama setiap saat, sejak lahir hingga sekarang penampakan jasmani kita ya begitu-begitu saja.
Tentu saja bukan berarti saya melarang Anda semua untuk bercermin. Justru kita harus bisa menyesuaikan diri dan hidup selaras dengan masyarakat, termasuk dalam hal berpakaian. Kalau kita tidak peduli sama sekali dengan cara berpakaian sedemikian rupa sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan bagi orang lain, ini juga tidak benar. Sebisa mungkin kita berupaya mempertimbangkan pikiran dan perasaan orang lain. Kesimpulannya, sah-sah saja kalau Anda berpakaian dengan baik selama itu dilakukan dengan tujuan yang benar, bukan dikarenakan kemelekatan pada penampilan fisik. Jangan sampai Anda memeriksa penampilan sedemikian rupa sehingga memunculkan perhatian-perhatian keliru yang pada gilirannya menimbulkan klesha kemelekatan.
Kembali pada penjelasan awal, kecil kemungkinan Anda yang sedang mendengarkan ajaran pada saat ini yang merasa marah. Jadi, kecil kemungkinan saat ini Anda merasa marah atau cemburu. Terkait klesha kemelekatan, Anda harus memeriksa diri sendiri. Kecil kemungkinan timbulnya kemelekatan, tapi bukan berarti itu tidak mungkin sama sekali. Berikutnya, bagaimana dengan klesha kebodohan batin? Apakah ada yang hadir di sini yang berada di bawah pengaruh klesha kebodohan batin?
Coba periksa apakah ada klesha kebodohan batin pada diri Anda saat ini. Sekarang saya sedang berbicara memberikan penjelasan dan Anda semua mendengarkan. Tapi, apakah Anda memahami penjelasan yang diberikan? Bisa jadi ada di antara Anda yang tidak sepenuhnya memahami apa yang saya sampaikan, sebagian lainnya barangkali hanya memahami sebagian–tidak sepenuhnya. Bisa pula ada yang sepenuhnya keliru menangkap makna dari apa yang saya sampaikan.
Contoh-contoh di atas menunjukkan hadirnya klesha kebodohan batin di dalam diri Anda saat ini. Saya tidak bisa menentukan bagi Anda, hanya Anda sendiri yang bisa memeriksa apakah saat ini Anda memiliki klesha kebodohan batin. Selain itu, ada sesuatu yang lebih parah, yang lebih berbahaya. Yaitu, pengalihan perhatian. Saya mohon Anda renungkan apa yang saya sampaikan ini.
Sebagian besar dari Anda berupaya untuk mendengarkan apa yang saya sampaikan. Ini adalah sesuatu yang bisa saya amati. Bisa juga sambilan Anda mendengar, ada sesuatu yang menarik perhatian Anda. Misalnya ketika Anda sekilas berpaling melihat kondisi di sekeliling Anda dan bertemu dengan objek tertentu yang menarik perhatian Anda. Tapi bisa juga tanpa harus melihat sekeliling, di dalam batin Anda saat ini sedang memikirkan sesuatu yang lain. Anda sendiri yang harus memeriksa, apakah ini yang terjadi atau tidak? Secara umum, tidak banyak orang yang bisa berkonsentrasi dan mendengarkan sepenuhnya.
Contoh kecil yang bisa saya berikan terkait cara mendengar. Ketika sedang mendengar, barangkali mata Anda melihat sesuatu. Yang paling gampang adalah Anda melihat takhta ini karena takhta ini cukup megah misalnya, sehingga menarik perhatian mata Anda. Tanpa disadari, bisa-bisa perhatian Anda tertuju pada takhta ini dan bukan lagi mendengarkan. Ketika suatu objek menarik perhatian mata Anda, maka pada saat bersamaan kesadaran pendengaran melemah. Kesadaran penglihatan menjadi lebih dominan karena dipengaruhi oleh objek yang ditangkap oleh indra penglihatan, yaitu takhta.
Apa yang dijelaskan barusan adalah sesuatu yang wajar, yang dipengaruhi oleh kondisi sekitar. Kondisi dan situasi Anda saat ini sedemikian rupa sehingga ada begitu banyak pengalihan perhatian. Hanya pembicara, saya sendiri, dan para penerjemah, yang tidak punya pilihan lain selain mendengarkan. Bukan berarti orang-orang ini memiliki kualitas unggul, tapi semata-mata karena kondisinya sedemikian rupa sehingga mereka tidak punya pilihan kecuali memusatkan perhatian pada apa yang sedang mereka lakukan. Bagi sebagian besar peserta lainnya, kemungkinan untuk senantiasa teralihkan jauh lebih besar.
Tadi pagi kita mengambil waktu untuk membangkitkan motivasi yang bajik sebelum menjalani sesi ini. Apakah motivasi awal itu masih tetap dipertahankan atau tidak, masing-masing Anda harus memeriksanya sendiri. Penting sekali bagi kita semua untuk senantiasa memeriksa batin dan motivasi. Ini adalah sesuatu yang berlaku bagi Anda dan juga bagi saya sendiri.
Di sini Anda semua berusaha untuk mendengarkan ajaran. Sebelumnya kita semua sudah melakukan Enam Praktek Pendahuluan dan barangkali sebagian besar di antara Anda telah membangkitkan motivasi bajik. Anda semua sungguh-sungguh berupaya dengan sebaik-baiknya kemampuan Anda, berusaha mendengarkan dengan penuh perhatian. Namun, setelah beberapa saat, kelelahan pun mendera. Secara umum, orang-orang gampang lelah dan kecapaian. Ketika itu terjadi, perhatian dan konsentrasi mengendur sehingga batin lebih mudah untuk kehilangan fokus perhatian. Kalau sudah demikian, Anda sudah tidak ingat lagi dengan motivasi awal yang sudah dibangkitkan sebelumnya. Ada orang-orang yang bahkan saking lelahnya bisa-bisa ketiduran.
Sebagai ringkasan dari apa yang sudah saya sampaikan sejauh ini. Penting sekali untuk memeriksa apa yang terjadi di dalam batin Anda setiap saat. Penting sekali untuk menyadari munculnya klesha ketika ia sudah timbul di dalam batin. Begitu menyadari klesha telah muncul, segera terapkan metode untuk menghentikan klesha. Yang terbaik tentu saja jangan sampai klesha muncul sama sekali, tapi kalau klesha sudah muncul tentu sudah sedikit terlambat untuk mencegahnya agar jangan muncul. Kalau sudah muncul, kita harus berupaya melawannya. Ketika menyadari telah muncul, singkirkan klesha dari batin selekas-lekasnya.
Ini bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan oleh pengikut buddhis. Semua orang memiliki klesha. Klesha inilah biang kerok penyebab segala permasalahan yang kita alami. Buddhis atau bukan, siapa pun orangnya, ketika klesha sudah muncul, maka faktor mental pengganggu ini menyebabkan permasalahan dan penderitaan. Siapa pun orangnya, ketika klesha sudah muncul, maka ia harus melakukan sesuatu untuk mengatasi klesha tersebut.
Binatang pun memiliki klesha, yaitu faktor-faktor mental pengganggu di dalam batin mereka. Ketika klesha muncul, binatang juga menjadi sedih dan kacau. Jadi, klesha ini ada di dalam batin semua makhluk. Bedanya adalah, ketika para binatang marah atau melekat, mereka sama sekali tidak punya kemampuan untuk mengendalikannya. Mereka sepenuhnya dikuasai oleh klesha dan tidak mampu melakukan apa pun untuk mengatasinya. Ini berlaku untuk semua binatang, seperti anjing, kucing, dan sebagainya.
Jadi, yang menyedihkan dari para binatang adalah ketika mereka dilanda kemarahan dan sebagainya, mereka tidak mampu melakukan apa-apa. Mereka tidak memiliki kemampuan batin untuk menolak dan mengatasi klesha. Ini akan berlaku seperti ini selama mereka masih terlahir sebagai binatang, lain halnya dengan kondisi kita saat ini sebagai manusia. Itu sebabnya kelahiran sebagai binatang dianggap sebagai kondisi yang tidak bebas.
Satu-satunya jalan untuk mengatasi klesha adalah melalui perenungan. Kita harus bisa merenung dan menggunakan kemampuan batin dan otak kita. Tidak ada cara lain untuk membuang klesha selain dengan kemampuan berpikir. Akan tetapi, cara berpikir kita pun harus didasari pada cara berpikir yang benar dan tepat. Untuk alasan itulah saya ada di sini untuk memberikan ajaran dan Anda semua datang ke sini untuk mendengarkan.
Topik kita pada sesi ajaran kali ini adalah “Karma & Akibat-akibatnya”, yang merupakan bagian dari Tahapan Jalan Menuju Pencerahan atau Lamrim. Untuk memastikan bahwa Anda semua menerima ajaran Lamrim yang lengkap, saya akan memberikan transmisi lisan teks “Instruksi-instruksi Guru yang Berharga”.
Penting sekali bagi Anda semua untuk mendengarkan ajaran dengan motivasi yang baik dan benar. Saya tidak akan menjelaskannya lagi panjang lebar tapi singkatnya adalah sebagai berikut. Sama halnya Anda ingin bahagia, begitu pula semua makhluk ingin bahagia. Sama halnya Anda tidak ingin menderita, begitu pula semua makhluk tidak ingin menderita. Jadi, sama halnya Anda ingin meraih kebahagiaan dan menghindari penderitaan, begitu pula keinginan semua makhluk. Tapi, Anda tidak bisa meraih kedua tujuan tersebut sebelum mencapai tingkat Kebuddhaan. Oleh sebab itu, Anda menetapkan tujuan untuk mencapai Kebuddhaan. Untuk mencapai Kebuddhaan itulah, Anda ada di sini untuk mendengarkan penjelasan ajaran atau mendengarkan Dharma.
Bagi yang bukan buddhis, tetap saja Anda bisa menyadari betapa luar biasanya kondisi yang telah didapatkan dalam kehidupan ini. Anda telah terlahir sebagai manusia yang memiliki potensi yang luar biasa. Anda bisa bertekad untuk menggunakan potensi besar itu bukan hanya demi diri sendiri, tapi demi sebanyak-banyaknya makhluk lain. Anda bisa berkeinginan untuk mengatasi permasalahan mereka, dan lain sebagainya. Untuk bisa menolong orang lain, tentu saja Anda harus mengembangkan kemampuan terlebih dahulu. Itulah sebabnya Anda berada di sini untuk mendengarkan ajaran dan mengembangkan kemampuan dalam rangka menolong sebanyak-banyaknya orang lain.
Kapan pun mendengarkan ajaran, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Anda harus membangkitkan motivasi yang bajik. Setiap kali mendengarkan dharma, Anda harus mendengarkan dengan cara berpikir yang benar, berikut sikap tubuh yang benar pula. Terkait cara berpikir yang benar, seseorang harus mendengarkan dharma berdasarkan enam jenis ingatan. Kapan pun Anda mendengarkan dharma, ingatlah diri sendiri sebagai orang sakit atau pasien, ingatlah guru sebagai dokter, ajaran sebagai obat, dan seterusnya.
Penting sekali kita mengingat yang pertama, yaitu melihat diri sendiri sebagai orang sakit. Kalau ingatan ini sudah muncul, maka lima ingatan berikutnya akan muncul dengan lebih mudah.
(Lanjutan transmisi sampai Tahapan Jalan Menuju Pencerahan untuk makhluk berkapasitas agung, yaitu pada meditasi tujuh bagian sebab dan akibat.)