Sejenak Siang dengan Bapak Gede Prama
Jikalau anda pernah membaca buku, koran atau majalah, atau mungkin mengikuti dialog lintas-agama, atau seminar-seminar bertemakan spiritualitas mungkin tokoh yang satu ini tidaklah asing. Beliau adalah Gede Prama yang sekarang aktif sebagai seorang pembicara publik. Dan pada siang hari yang cerah ini dengan iringan hembusan angin yang sejuk, namun cukup dahsyat, Dharma Center Kadam Choeling Indonesia (KCI) mendapat kehormatan dengan berkunjungnya beliau ke rumah tempat kita belajar, berkarya dan bekerja ini.
Mungkin dalam benak bertanya angin apa yang membawa beliau berkunjung, jawabnya adalah selembar brosur KCI yang diberikan oleh seorang umat di Palembang kepada beliau. Karena kebetulan beliau berada di Bandung dan tampaknya masih terekam dalam ingatan keberadaan KCI, akhirnya diputuskanlah untuk berkunjung singkat. Dari sekian banyak tempat untuk dikunjungi di Bandung, beliau memutuskan untuk menengok KCI karena menurut pernyataan beliau sendiri punya ketertarikan lebih terhadap tradisi Buddhisme Tibetan.
Setiba di KCI, ditemani oleh anggota Sangha KCI, mulailah pertukaran cerita ringkas di hall dengan Bhante Lobsang Gyatso sebagai juru bicara. Di samping pembicaraan mengenai asal-muasal KCI, keseharian anggota keluarga baik Sangha maupun umat awam, seputar Guru-Guru pembimbing KCI, ada beberapa informasi khusus yang mungkin masih asing bagi warga KCI. Seperti misalnya, Bali yang identik dengan Hindu ternyata menurut beliau dulunya lebih mula berkembang Buddhisme. Pernyataan beliau berangkat dari bukti-bukti sejarah temuan para arkeolog. Beliau memakai istilah untuk menggambarkan perbandingan Buddhisme di pulau Jawa dan Bali pada masa kejayaan Buddhisme dulu kala dengan perumpamaan kakak (Jawa) dan adik (Bali). Mungkin banyak informasi menarik lainnya yang sempat terlontar, hanya saja dengan segala keterbatasan daya tangkap penulis, inilah yang bisa disampaikan.
Demikianlah kunjungan singkat Bapak Gede Prama ke kediaman KCI yang berlangsung kurang lebih satu jam. Sampai jumpa di lain kesempatan Pak. [TK].