Selama dua hari ini mereka bisa mengikuti kegiatan dharma, yakni : Pelafalan Enam Praktek Pendahuluan, pembabaran dharma (berdasarkan Lamrim) oleh Rinpoche selama 2 jam, meditasi segera setelah teaching selesai, belajar pribadi (self-study), kelompok belajar bersama (study group), plus sesi Tanya-Jawab bersama Rinpoche. Ada banyak kelompok belajar di center Perancis dikarenakan banyaknya peserta yang datang pada sesi akhir pekan ini dan mereka memiliki latar belakang dan level yang berbeda-beda. Banyak pula pendatang baru setiap kali sesi akhir pekan ini diselenggarakan. Dulu kelompok-kelompok belajar ini dibimbing langsung oleh Rinpoche, namun sekarang, seiring dengan bertambahnya usia Rinpoche dan sedikitnya waktu luang beliau, maka kelompok-kelompok belajar ini dipercayakan kepada murid-murid Rinpoche yang sudah tergolong senior. Dengan demikian, kegiatan dharma akhir pekan ini bisa dilaksanakan dengan ataupun tanpa kehadiran Rinpoche. Kadang-kadang Rinpoche tidak bisa mengikuti sesi akhir pekan bulanan karena beliau harus pergi ke kota atau negara lain, termasuk Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, center Perancis tetap berusaha mengadakan dharma akhir pekan dengan cara menyusun kegiatan yang bisa dilakukan tanpa kehadiran Rinpoche. Kegiatan-kegiatan ini antara lain : meditasi Lamrim bagi yang sudah pernah mengikuti retret Lamrim, membiasakan batin (familiarization) dengan Lamrim, meditasi terbimbing pada topik-topik Lamrim, ataupun meditasi konsentrasi.
Kelompok-kelompok belajar tadi akan disebar ke mana-mana, memanfaatkan setiap tempat yang ada. Salah satu kelompok belajar ini adalah English Speaking Group. Kelompok ini mengambil tempat di ruangan tepat di atas kamar Rinpoche, yang kebetulan menjadi tempat menginap penulis selama di Perancis. Sesuai namanya, kelompok ini diperuntukkan bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Perancis, ataupun mereka yang bisa berbahasa Perancis namun lebih memilih bergabung dengan kelompok yang cas-cis-cus dalam Bahasa Inggris ini. Kelompok ini dibimbing oleh Rosemary Patton, salah satu murid senior Rinpoche yang juga merupakan penerjemah Rinpoche untuk Bahasa Inggris. Untuk Bahasa Perancis, penerjemah Rinpoche adalah seorang Perancis asli bernama Marie-Stella Boussemart, yang juga seorang biksuni tradisi Tibetan. Kelompok belajar ini membahas ajaran-ajaran yang telah disampaikan oleh Rinpoche dengan menggunakan teks acuan berbahasa Tibet, ataupun yang sudah diterjemahkan.
Pada tanggal 14 dan 15 November 2009, penulis berkesempatan mengikuti dua sesi pada kelompok studi ini dan topik yang sedang dipelajari adalah Dua Belas Mata Rantai. Teks acuan yang dipakai adalah Abhidharmasammucaya oleh Arya Asanga dan juga buku pelajaran (textbook) yang dipakai di Biara Gomang Dratsang di India. Dengan adanya kelompok belajar yang serius dan rutin seperti ini, murid-murid Rinpoche bisa mempelajari dharma secara serius dan mendalam.
Dua minggu berselang, yakni pada tanggal 28 dan 29 November, center Perancis kembali menyelenggarkan kegiatan yang sudah dijadwalkan, yakni praktek purifikasi dengan namaskara panjang (full prostration) kepada 35 Buddha Pengakuan. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Yiga Chodzin dan diikuti oleh Rinpoche. Rinpoche yang sudah berusia 77 tahun?namun masih kuat dan sehat?memimpin langsung jalannya praktek namaskara panjang selama berlangsungnya 4 sesi praktek purifikasi ini. Masing-masing sesi diisi dengan pelafalan masing-masing dari ke-35 nama Buddha selama 15x pelafalan dan selama pelafalan mantra ini, peserta bisa melakukan namaskara sebanyak yang bisa dilakukan. Rinpoche rata-rata melakukan 3x namaskara untuk 1 nama Buddha, yang artinya 1 sesi lebih kurang 105 kali namaskara, dikali 4 sesi, jumlah total namaskara lebih kurang 420. Untuk orang yang umurnya jauh lebih muda saja (seperti penulis), praktek namaskara ini cukup menguras tenaga dan mengakibatkan badan pegal-pegal. Namun, Rinpoche yang rajin berolahraga (antara lain jalan kaki di atas mesin berjalan ala pusat kebugaran, berenang, dan jalan-jalan keliling desa Veneux) dan memiliki pola makan yang sehat dan teratur, bisa menyelesaikan seluruh 4 sesi namaskara panjang dengan entengnya. Bagaimana dengan rekan-rekan sekalian ?
Demikian sekilas kabar dari Ganden Ling, Veneux-Les-Sablons, Perancis. Tashi Deleg. Au Revoir.
[jl]