Mengawali tahun 2009, giliran Dharma Center Serlingpa Jakarta mengundang YM Dagpo Rinpoche untuk pembabaran Dharma selama dua hari di Lion Tower Gajah Mada, 3-4 Januari 2009. Kadam Choeling Indonesia beramai-ramai mengirimkan anggotanya, sekitar 60 orang, dengan bus, untuk berpartisipasi dalam kesempatan yang berharga ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah total peserta kali ini mengalami peningkatan yang signifikan, hampir mencapai 200 orang. Rinpoche juga mengungkapkan kegembiraannya melihat antusiasme para pemuda dan mahasiswa. Setiap hari dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama dimulai pukul 9 -12 siang, kemudian sesi 2 dimulai pukul 14.00 sampai 16.30.
Rinpoche memulai teaching dengan menguraikan topik kemuliaan kelahiran sebagai manusia; mengenali kemuliaan kelahiran sebagai manusia dengan delapan kebebasan dan 10 keberuntungan,mengenali potensi besarnya, dan bagaimana sulitnya mendapatkannya. Dengan kedelapanbelas permata yang kita miliki, kita bisa mencapai kelahiran kembali yang lebih baik, nirvana, dan bahkan kebuddhaan. Walaupun tubuh kita merupakan basis penderitaan, kita bisa menggunakannya untuk menciptakan kebahagiaan; seharusnya kita tidak menggunakan hidup kita untuk mengalami penderitaan (lahir-tua-sakit-mati) belaka.
Kita harus benar-benar meyakinkan diri kita sendiri untuk mempraktikkan Dharma, dan kita harus melakukannya sekarang, karena kita ingin mendapatkan kebahagiaan dan mengakhiri penderitaan, dan terutama karena kita pasti akan menemui ajal. Saat ajal tiba, tidak ada yang bisa dibawa ke kehidupan kita yang berikutnya kecuali praktik Dharma kita. Meski secara teoritis kita meyakini bahwa kita akan meninggal dunia, kita tidak benar-benar menerapkan hal ini dalam hidup kita. Kita terus mempersiapkan hari tua kita, dengan pikiran bahwa kita akan mengalami masa tua, padahal mungkin kita menemui ajal hari ini juga. Faktanya, topik mengenai kematian sangat penting, bahkan Sang Buddha mengajarkan topik ini ketika pertama kali memutarkan roda Dharma, selama 45 tahun mengajar Dharma, dan ketika memasuki pari-nirvana.
Setelah meninggal, ada dua kemungkinan yang sedang menanti kita: kelahiran di alam yang bahagia atau kelahiran di alam yang menderita. Kita seharusnya memeditasikan penderitaan di alam-alam rendah hingga rasa takut timbul dalam diri kita, yang kemudian mendorong kita mencari perlindungan. Dari poin ini, Rinpoche kemudian secara singkat menjelaskan topik berlindung. Sesi ditutup dengan tanya jawab.