SOUTH EAST ASIA LAMRIM FESTIVAL
(Festival Lamrim Asia Tenggara)
Vila Istana Bunga, Lembang, Bandung, Jawa Barat
23 – 31 Desember 2014
Retret pertama oleh Dagpo Rinpoche adalah pada tahun 2005 di Bandung. Sejak saat itu Rinpoche mulai membabarkan Dharma setiap tahun. Pada tahun 2014 acara pembabaran Dharma ini dikenal sebagai Festival Lamrim Asia Tenggara. Kegiatan utama festival ini adalah pembabaran ajaran berdasarkan sebuah tradisi yang bermula dari Asia Selatan melalui figur Atisha Dipamkara Shrijnana, yang berguru kepada seorang pangeran Sriwijaya bernama Shri Suwarnadwipa. Suwarnadwipa artinya “pulau emas.”
Nusantara pada abad ketujuh hingga dua belas merupakan masa keemasan ke-maha-rajaan bahari Sriwijaya, dengan wilayah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat, dan kemungkinan Jawa Tengah. Pangeran Sriwijaya memohon kepada ayahandanya untuk pergi ke India, tanah tempat Pangeran Siddharta Gautama lahir dan mencapai pencerahan.
Pangeran Shri Suwarnadwipa mengambil pentahbisan biksu dan belajar di Biara Vikramasila, di mana keluarga Sriwijaya menjadi salah satu donatur untuk Biara ini. Walaupun Biara Vikramasila ketika itu belum semahsyur Biara Nalanda, namun ia terkenal akan tingkat pelajaran yang sangat tinggi serta disiplin monastik yang sangat kuat. Pangeran Shri Suwarnadwipa belajar dan melakukan studi dan praktik luar biasa hingga akhirnya menjadi pemegang silsilah batin pencerahan (Bodhicitta). Setelah kembali ke Indonesia, beliau dikenal dengan nama Dharmakirti.
Guru Atisha menempuh perjalanan laut selama tiga belas bulan pada tahun 1012 untuk mencari Guru Dharmakirti di Suwarnadwipa (Sriwijaya). Beliau menuliskan, “Di Istana Payung Perak, saya menghabiskan seluruh waktuku, siang dan malam, mendengarkan ajaran, merenungkan, dan memeditasikannya.” Setelah belajar selama dua belas tahun di Sriwijaya, Guru Atisha pulang kembali ke India dan kemudian menyebar-luaskan tradisi ajaran ini di tanah bersalju, Tibet. Tradisi inilah yang dipelajari oleh Guru Dagpo Rinpoche, seorang yang diyakini sebagai inkarnasi Mahaguru Serlingpa Dharmakirti.
Dagpo Rinpoche memiliki pusat pembelajaran dharma di Perancis dan memiliki murid-murid yang tersebar di Perancis, Belanda, Swiss, Italia, kawasan Mediterania; berikut murid-murid di Asia yang tersebar di India, Hong Kong, Singapura, Malaysia, serta di Indonesia sendiri.
* * * * * *
I. Tujuan Kegiatan
Festival Lamrim Asia Tenggara bertujuan memperkenalkan Indonesia sebagai salah satu pusat pembelajaran filsafat timur di kawasan Asia Tenggara, khususnya filsafat ajaran yang disebut Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Lamrim). Selain filsafat timur, festival ini juga memperkenalkan budaya luhur Nusantara, di antaranya yang berasal dari Sriwijaya (Sumatera Selatan), Jawa Tengah dan Jogjakarta, Majapahit (Jawa Timur), dan Bali.
Retret 2014
A. Pembukaan
Festival Lamrim Asia Tenggara diadakan pada tanggal 24 Desember 2014 dengan Prosesi Arak-arakan yang memadukan berbagai ornamen dan aksesori khas nusantara, di antaranya :
1) Gamelan Bali
2) Persembahan susunan bunga dan buah bali (gebogan/ pajegan)
3) Barisan dayang-dayang berkebaya nyonya/ kebaya encim yang membawa taburan bunga
4) Barisan pemuda nusantara dengan sarung dan atasan bali yang membawa perlengkapan panji-panji, tombak, payung, semuanya khas nusantara
5) Barisan para abdi yang mengenakan beskap dan jarik untuk pria, kebaya tradisional untuk perempuan.
6) Barisan biarawan buddhis putra-putri Indonesia, pewaris dan pelestari Silsilah Emas Suwarnadwipa, Indonesia.
7) Gending Sriwijaya
B. Inti Acara
Acara diisi dengan pembelajaran filsafat timur dengan referensi teks “Pembebasan di Tangan Kita” yang akan dibimbing oleh Dagpo Rinpoche pada 24 – 30 Desember 2014, dengan rincian jadwal sebagai berikut: Sesi pagi; Makan siang & istirahat; Sesi sore; Makan malam & praktik pribadi; Istirahat.
C. Penutupan
Penutupan akan dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2014 yang diisi dengan Ritual Pembangkitan Batin Pencerahan (Bodhicitta Ceremony), yang ditutup dengan Prosesi Arak-arakan mengantarkan Guru kembali ke kediamannya.
III. Profil Kegiatan
Pelestarian dan Pembelajaran filsafat timur tradisi Suwarnadwipa melalui sosok pemegang silsilah Dagpo Rinpoche dilakukan dalam sesi ritual formal yang terdiri dari Praktik Pendahuluan, Sesi Pembabaran Ajaran, dan Penutup.
PRAKTIK PENDAHULUAN dilakukan dengan sesi lantunan doa dengan alunan nada khas yang diwariskan turun-temurun berdasarkan teks “Untaian bagi Yang Beruntung”
SESI PEMBABARAN AJARAN dilakukan sesuai tradisi ajaran Lamrim dari Biara Dagpo Shedrupling di India. Sesi dibuka resmi dengan persembahan mandala kepada Guru di atas takhta, dilanjutkan dengan presentasi materi.
PENUTUP dilakukan dengan melantunkan doa dedikasi Lamrim dan mendedikasikan semua energi positif untuk pencerahan lengkap sempurna.
Retret Pertama Kali Tahun 2005
Diadakan di ITB Bandung
Tahun 2010
Transmisi Lisan “Pembebasan di Tangan Kita” di Wisma Aloysius, Gambung, Ciwidey, Jawa Barat.
Ketua panitia pelaksana : Michael Chandra
Jumlah peserta : 300
Tahun 2011
Transmisi Lisan “Pembebasan di Tangan Kita” di Vila Istana Bunga, Lembang, Jawa Barat
Ketua panitia pelaksana : Christine Linardy
Jumlah peserta : 450
Tahun 2012
Transmisi Lisan “Pembebasan di Tangan Kita” di Vila Istana Bunga, Lembang, Jawa Barat.
Ketua panitia pelaksana : Suryanty
Jumlah peserta : 600
Tahun 2014
Transmisi Lisan “Pembebasan di Tangan Kita” di Vila Istana Bunga, Lembang, Jawa Barat.
Ketua panitia pelaksana : Karina Chandra
Target peserta : 725 (dari Perancis, Belanda, Swiss, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Singapura, dan Indonesia)